Halaman

Jumat, 30 Januari 2009

Farewell moment


Saatnya berpisah. Gue paling nggak bisa mengungkapkan perasaan ketika kita harus berpisah dengan lingkungan dan temen-teman di lingkungan tersebut. Tapi bagaimanapun saatnya telah tiba. Sudah waktunya gue melangkah pergi, meninggalkan semua kenangan yang sempat tercipta baik itu kenangan manis maupun kenangan pahit.

Belum setahun gue masuk di lingkungan ini, 9 bulan tepatnya. Tidak terasa sudah selama itu kita berjuang bersama, mewujudkan idealisme demi kemajuan perusahaan ini. Gue bukan tidak berkomitmen atau lari dari komitmen yang pernah gue buat. Gue cuma harus memilih, dan ini keputusan gue. Meninggalkan perusahaan ini dan teman-teman yang sudah memberi gue naungan kasih sayang.

Tak cukup kata untuk menggambarkan suka cita hidup bersama kalian selama ini. Meski katanya kita berbeda secara jabatan, tapi gue nggak pernah menganggap kita berbeda. Kita sama-sama berjuang. Mencari jati diri. Berkat kalian semua juga gue bisa seperti ini. 9 bulan membangun perusahaan dari awal bukan perkara yang gampang. Tak terperikan semua rasa ketika kita sama-sama putus asa, ingin menangis karena formulasi yang tak kunjung layak diproduksi. Itu menguatkan kita, membuat kita solid dalam suatu tim.

Gue bukan lari dari tanggung jawab, toh semua beban yang diserahkan di pundak gue selesai dipertanggungjawabkan. Semua perizinan, semua mesin yang terinstal, semua suplier, semua customer datanya lengkap tercatat. Gue titipkan semua pada kalian. Maaf kalau akhirnya membebani dengan pekerjaan baru yang gue tahu kerjaan kalian masing-masing juga tidak pernah sedikit. Tapi kita semua belajar satu hal bukan? Hidup ternyata tidak selamanya gampang. Berkutat dengan idelaisme yang terkadang luntur oleh keegoisan owner itu melelahkan, tapi mendewasakan. Membuat kita matang dalam mengambil keputusan.

Sahabat, gue berharap bahwa perusahaan ini akan berkembang ditangan kalian. Gue akan mengawasi dari jauh. Jangan sungkan untuk menghubungi gue dikala ada masalah, sebisanya gue akan membantu. Seperti biasa gue akan merentangkan tangan ketika kalian ingin berbagi sesuatu karena stres, meminjamkan bahu ketika kalian ingin menangis saat putus asa. Jangan sungkan, mungkin kita bisa menangis bersama seperti dulu yang kemudian diakhiri dengan makan sebanyak-banyaknya seperti orang kesurupan setan.

Jangan beranggapan kalau gue nggak sedih. Jauh di dalam hati, rasa sedih itu mengkristal. Rasanya berat untuk beranjak, apalagi kita sudah seperti keluarga. Tapi kembali lagi, gue harus memilih. Mungkin gue terlihat egois, terlihat seenaknya. Gue harap kalian mengerti bahwa gue beranjak untuk sesuatu yang lebih baik, sesuatu yang bisa membuat gue lebih mengaktualisasikan keilmuan yang gue punya seperti cita-cita gue. Kalian pasti mengerti, gue tahu itu.

Akhirnya, tak henti gue ucapkan terima kasih. Terima kasih sudah sangat tahan dengan kenarsisan akut gue, kegilaan yang gue ciptakan, tindakan kekanak-kanakan yang senantiasa terjadi. Tapi itulah gue. Seseorang yang menyebalkan tapi ngangenin (???? =D). Terima kasih sudah mau berbagi makanan ketika kelaparan melanda, nggak pernah komplain karena gue banyakkan blogwalking, chatting dan cek fesbuk, karena gue tahu kalian melakukan hal yang sama. Hihihi. Jangan anggap gue nggak tahu yah!!

Semoga bisa mendapatkan manager R&D yang lebih baik dari gue. Sekali lagi, Terima Kasih untuk semuanya.

Tidak ada komentar: