Halaman

Jumat, 09 Januari 2009

Berdialog Dengan Tuhan


Tuhan, izinkan aku bertanya! Apakah perasaan sendirian ini yang sering aku rasakan merupakan cobaanMu atau justru anugerahMu? Tolong jawab Tuhan! Aku tahu Engkau ada, mendengarku yang malam ini mengajakMu berbincang-bincang.

Kalau itu merupakan cobaanMu, maka aku yakin aku akan bisa melewatinya. Engkau bersabda dalam Al-Qur’an kalau Engkau hanya menguji dengan cobaan yang bisa diterima oleh umatMu. Berarti seharusnya aku mampu untuk melewatinya bukan? Tapi mengapa sulit Tuhan? Mengapa aku justru melirik iri pada mereka yang sepertinya tidak pernah merasa sendirian? Aku minta penjelasan Tuhan! Tak perlu lewat lisanMu, cukup Engkau berbicara dengan hatiku yang akan melahirkan keyakinan perasaan.

Apabila itu merupakan anugerahMu? Sudah seharusnya aku bersyukur bukan? Tapi aku masih tidak mengerti. Mengapa kesendirianku merupakan anugerah? Apakah dengan kesendirian yang tercipta aku akan terhindar dari perbuatan dosa yang Engkau murkai? Tolong Tuhan, tunjukan kuasaMu untuk menjawab semua pertanyaanku. Aku hanya tidak mengerti, aku hanya tidak memahami jalan pikiranMu, takdirMu.

Dari saat aku beranjak remaja, ketika kesendirian dan kesepian itu mulai aku rasakan aku selalu berdoa padaMu. Aku tahu Engkau masih ingat semua doaku, apalagi doa itu sampai sekarang masih terlontar dari mulutku. Aku berdoa semoga kesepian dan kesendirian yang selalu aku rasakan merupakan suatu berkah terbesar dariMu untukku. Aku selalu melafalkan itu setiap selesai menemuiMu. Apakah semua perasaan ini sekarang merupakan jawaban atas doaku itu? Kalaupun iya, ternyata aku belum sanggup menerima jawaban itu.

Engkau pasti tahu kalau aku sering diam-diam menangis mengadu kepadaMu, melaporkan keirianku terhadap teman-temanku di luaran sana. Dengan mudahnya mereka keluar dari kesendirian dan kesepian. Apa doa mereka Tuhan? Tak Kau izinkankah aku mengutip doa mereka? Tak Kau izinkankah aku merasakan apa yang mereka rasakan? Jawab Tuhan! Aku menunggu.

Tuhan, ketika kesepian dan kesendirian ini sebenarnya merupakan itikad paling baik dariMu untukku, maka aku mohon Tuhan. Buat aku merasa nyaman dengan perasaan tersebut. Jangan kau ciptakan perasaan iri dalam hatiku. Jangan kau buat aku kemudian semakin tersiksa menyaksikan mereka menikmati anugerahMu itu. Buat aku kuat Tuhan. Buat aku mengerti itikadMu itu, mengerti pengejawantahan kasih sayangMu terhadapku.

Kalau aku boleh menerka kehendakMu wahai Tuhan, kesepian dan kesendirian yang kau berikan padaku adalah agar aku senantiasa mengingatmu dan menyambangimu. Betulkah terkaanku Tuhan? Karena Engkau sangat mengerti aku. Ketika aku tidak sendirian, ketika aku tidak kesepian maka aku akan menjauh dariMu. Engkau tidak ingin hal itu terjadi, Engkau tidak ingin menjadikanku hamba yang Mmelupakanmu? Betulkah lagi terkaan ku Tuhan? Aku harap semuanya tepat.

Maafkan aku Tuhan kalau aku berburuk sangka kepadamu. Aku hanya bosan dengan kesendirian. Aku muak dengan kesepian. Kalau kau beri kesempatan aku berdoa, meminta sesuatu sekarang, aku akan meminta agar aku tak sendirian dan kesepian lagi dan tentunya masih dalam pengawasanMu. Karena aku tak mau tergelincir seperti dulu.

Maaf Tuhan. Aku sudah terlalu banyak meminta dan menuntut! Aku hanya ingin berdialog denganmu malam ini, seperti malam-malam sebelumnya.

Tidak ada komentar: