Halaman

Sabtu, 27 September 2008

SEPARATED


If love wasa a bird, then we wouldn’t have wings. If love was a sky we’d be blue. If love was a choir, You and I could never sing. Cause love isn’t for me and you.

Ketika cinta memang bukan untuk kita berdua, bukan untukku dan bukan untukmu, maka kita bisa apa. Sekuat apapun kita pertahankan maka yang ada hanya rasa saling menyakiti. Berusaha tak akan membawa kita kemana-mana, karena aku yakin jauh di dalam hati kita, kita sudah saling menghindari. Saling memadamkan pendar yang pernah ada.

If love was an oscar, You and I could never win, cause we can never act out our parts. If love is a bible, then we are lost in sin. Because its not in our hearts.

Ketika semua yang kita lakukan tidak bersumber dari hati, maka semuanya akan bermuara pada kesedihan, kebencian. Hati adalah awal dari semua kebaikan, semua rasa sehingga ketika hati kita berkata bahwa kita tidak bisa bersama lagi, kita harus mengikuti intuisi itu. Banyak hal yang tak bisa dilontarkan dalam bentuk kata, tapi bisa dimaknai dengan hati. Tak perlu bersusah payah mencari penyangkalan melalui suara. Cukup kita lihat dan raba hati kita maka kita akan tersadar bahwa cinta antara kita memang sudah mati. Kenangan mungkin masih teraba tapi rasanya pasti hampa.

So why don’t you go your way and I’ll go mine. Live your life, and I’ll live mine. Baby you’ll do well and I’ll be fine. Cause we’re better off, separated.

Berpisah mungkin jalan terbaik yang memang harus kita tempuh. Akan kita rasakan sakit memang, karena rasa yang pernah ada pastinya tak bisa dihilangkan dalam sekejap mata. Tapi ketika muncul keyakinan bahwa kita akan lebih bahagia apabila kita tidak berjalan bersama, apa yang lebih purna? Berjalan di setapak kecil kita masing-masing justru akan membebaskan kita, melepaskan kita dari belenggu untuk saling menyakiti. Biarkan aku hidup dengan caraku dan kamu hidup dengan caramu. Berjalan menuju kebahagiaan yang sama tapi melalui cara yang berbeda.

If love was a sport, we’re not on the same team. You and I are destined to lose. If love was an ocean then we are just a stream, Cause love isnt for me and You.

Cinta memang bukan jawaban buat kita. Bukan alasan untuk tetap berjalan beriringan menyusuri pematang kehidupan menuju kebahagiaan. Mungkin bukan dengan cinta kita bisa bersama, mungkin dengan uluran persahabatan hubungan kita akan jauh lebih bermakna. Aku membebaskanmu menentukan arah, tak ada yang lebih sempurna selain melihatmu bahagia.

I know we had some good times, its sad but now we gotta say goodbye. You know I love you, I cant deny. I cant say we didn’t try to make it work for you and I. I know it hurts so much but it’s best for us. Somewhere along this windy road we lost the trust. So I’ll walk away so you don’t have to see me cry. It’s killing me so, why don’t you go.

Kita berpisah bukan karena kita tidak berusaha. Karena kita berusaha itulah makanya kita memutuskan untuk berpisah. Aku sangat mencintaimu, kekasihku atau bukan itu tidak akan merubah rasa itu. Masa-masa indah yang pernah kita lewati akan mengkristal dalam bola lampu di hatiku, bisa kukenang dengan mengamati dari beningnya kaca yang tercipta. Aku juga tahu bahwa ini menyakitkan, tapi akan lebih menyakitkan kalau kita tetap bersama. Bukan itu tujuan hubungan kita. Kita kehilangan kepercayaan, kehilangan pegangan yang justru dibutuhkan dalam suatu hubungan.

Izinkan aku pergi membawa semua rasa, kenangan dan semua kepahitan ini. Kamu tidak perlu menangis karena menangis justru akan memberatkan langkahku, padahal kepergianku justru akan membebaskanmu. Ini juga menyakitkan buatku tapi rasanya rasa sakit sudah bersahabat lama denganku semenjak mengenalmu. Kamu tak hanya memberiku bahagia tapi juga sakit tak terperi. Sehingga kini aku menginginkanmu untuk pergi, bebas. Jangan menoleh ke belakang, jangan berjalan mundur karena semuanya sudah usai. Ketika kau pergi, aku akan menutup semuanya, menutup pintu hatiku untukmu.

Tidak ada komentar: