Halaman

Sabtu, 20 September 2008

CHEATING ON SOMEBODY



Cheating on somebody dalam suatu hubungan memiliki artian ketika seseorang melakukan perselingkuhan dengan orang lain padahal dia masih memiliki hubungan dengan cinta yang lainnya. Kenapa di postingan ini gue mengambil tema cheating on somebody karena ya alloh, masa di kantor gue lagi marak banget yang namanya perselingkuhan. Setidaknya dua dari banyak temen deket gue melakukan perselingkuhan itu. Okeh banget deh hidup mereka, dari yang biasa-biasa aja jadi lebih spekta. Setidaknya buat gue sebagai pengamat, yang berada di luar kisaran kisah cinta mereka.

Kalo menelaah hati gue, apa gue juga ikut-ikutan latah dengan cheating on somebody? Kayaknya nggak deh. Nggak sejauh dua temen deket gue itu maksudnya. Kalo gue sering keliatan suka-sukaan sama si “hai” orang HRD atau si “babes” orang accounting itu nggak maksud lebih, cuman seru-seruan aja. Releasing stress, coloring my plain work situation, or just to measure my loyality to my trully lover. Tapi kalo si “hai” and si “babes” memberikan respon yang berbeda ya jangan salahin gue. Siapa coba yang bisa maintain perasaan seseorang. Hehehe, sound like some denial.

Back to my friends stories. Mereka do cheating on somebody for some reasons yang kadang masuk akal tapi kadang juga silly. Beragam pembenaran diungkapkan hanya untuk kemudian mengakui bahwa perasaan mereka nggak salah. Gue sih sebagai temen hanya bisa mendukung, mengamati, mengingatkan dan bukannya menghakimi karena menghakimi nggak bakalan membawa gue kemana-mana. Lagian siapa gue coba? Cuman temen dengan kapasitas yang bukan untuk menentukan arah hidup seseorang.

Temen gue yang satu, cheating her boy setelah jalan bareng selama 3 tahun. See? Ternyata waktu yang lama juga bukan suatu jaminan untuk bisa menahan hati untuk tidak menyukai kemudian jatuh cinta. Tapi yang namanya perasaan memang nggak bisa dibihongi, nggak bisa diarahkan, apalagi menyangkut perasaan cinta dan suka. Temen gue ini jatuh cinta sama temen kantor beda divisi dengan alasan cowok barunya ini keren dimatanya karena bisa fotografi. What? Should I have a word? Simple reason tapi siapa yang bisa menahan ketika benih cinta itu muncul. Dan bukannya people do some stupid things when they fallin in love?!

Temen gue yang kedua, cheating her boy too. Jalan bareng belom lama tapi si cowonya udah ngejar-ngejar ngajak merit sementara temen gue itu belom yakin sama cowoknya itu. Not sure for many things, since the first met. Itu yang kemudian membuat dia mencari cinta yang lain dan melabuhkan cintanya itu ke temen gue juga yang beda divisi. Lucu deh kalo liat cara pendekatan mereka, sembunyi-sembunyi garing gitu. Niatnya nggak pengen semua orang kantor tau. Aneh. Kerjanya cuman sms-an, tapi sama-sama gengsi ngakuin kalo mereka saling suka. Padahal, love is in their eyes when they talking about the other. Love make somebody stupid and silly also. But who care actually.

Kesamaan kedua temen gue itu, akhirnya mereka memutuskan pacarnya untuk memulai lembaran cinta yang baru. Eh, ada yang masih rencana dink. Hehehehe. Gue cuman bisa menilai diri gue sendiri, gue memang nggak selingkuh tapi gue sering bermain sama hati gue sendiri. Bermain api yang kemungkinan besar juga akan memabakar diri gue sendiri karena bola api itu gue pendarkan ke beberapa orang yang belakangan ini menarik hati gue. Salahkan ketika hati gue bilang kalo gue lagi tertarik sama seseorang? Salahkah bila perasaan itu tiba-tiba muncul karena senyum manis yang dia pamerkan? Salahkah?

Tidak ada komentar: