Halaman

Sabtu, 27 September 2008

IT TAKES TWO HEARTS TO FALL IN LOVE


Dalam cinta tak ada kata aku, yang ada adalah kita. Dalam cinta tak ada istilah aku harus memahamimu, tapi yang ada adalah kita harus saling memahami. Dan dalam cinta tak ada aku harus menerimamu apa adanya, tapi yang ada kita harus saling menerima keadaan kita masing-masing. Cinta memiliki arti bukan hanya aku, tapi kita. Aku dan kamu yang terhubung dalam lingkaran suci api nirwana. Cinta tak akan berhasil bila hanya ada aku melulu atau kamu melulu, cinta tidak seperti itu. Cinta bukan arena hitam dan putih, tapi perpaduan yang menjadikannya abu-abu. Hal itulah yang seharusnya terjadi pada cinta kita, bukannya cinta aku.

Malam ini aku mencoba membuka kembali lembar demi lembar kisah yang pernah kita torehkan dalam kasta bernama cinta. Aku membuka kembali lembar kisah kita, bukan kisah aku atau kisah kamu. Dari jendela kamarku aku melihat bulan yang mengigil diterkam warna malam. Bulan….selalu tampak romantis bagiku, dan setiap aku mengintip bulan, aku jadi ingat bahwa cintaku padamu seperti bulan. Bulan selalu indah dan selalu ada, sama seperti cintaku. Kala purnama, cintaku penuh padamu, ranum dan siap untuk direguk. Cintaku padamu akan selalu ada, kalaupun sedikit terkikis itu hanya akan menjadikannya sabit. Tidak hilang sama sekali. Kalau bulan menghilang ditutup jelaga malam, maka cukup kau rasakan. Pendarnya akan tetap ada dalam nuansa hatimu.

Bagaimana dengan siang? Siang tak ada bulan. Apakah itu artinya ketika siang datang, cintaku menghilang. Bukan…tidak seperti itu analogi cintaku. Ketika siang meraja, aku memberimu kesempatan untuk menjadi kamu. Bukan kita. Cinta tidak egois, cinta juga tidak harus selalu ada kita karena terkadang aku adalah aku dan kamu adalah kamu. Lalu ketika kamu menjadi kamu lantas aku kemana? Aku akan sabar menanti datangnya saat kita kembali. Aku pasti akan kembali hadir dengan irama yang sama, seperti yang sudah bulan janjikan pada malam. Aku tidak akan mengekangmu karena aku tidak ingin cinta menjadikanku egois. Bulan tidak selalu menuntut langit untuk menghadirkannya, bulan mau berbagi dengan matahari di waktu yang berbeda. Bahkan bulan mau berbagi dengan jutaan bintang di waktu yang sama, saat kelam menganga.

Aku mau berbagi dengan sahabat-sahabatmu, dengan setumpuk pekerjaanmu, bahkan dengan waktu pribadimu. Aku mau berbagi dengan semua itu, membagi kamu tapi bukan cinta kamu. Cinta butuh dipertahankan, dan untuk itu tidak cukup hanya diikat oleh rantai dari untaian aksara, tapi butuh usaha. Cinta tidak akan berhasil kalau hanya aku yang berusaha, harus kita yang berusaha. Bulan selalu berusaha menyapa malam, meskipun dia rela tak teraba disaat terang. Tapi dia berusaha. Itulah yang aku inginkan dari kamu, berusaha. Berusaha agar pendar cinta kita tetap terjaga. Tak apa-apa redup asal jangan padam. Cinta itu melingkarkan aku dan kamu dan agar tetap terlingkar maka dibutuhkan bukan hanya usaha aku, tapi usaha kita.

Cobalah meraba hati, menelusuri relief ruang hatimu yang dulu katanya mau kau bagi dengaku. Apakah aku masih ada di sana? Apakah aku masih menjadi bagian warna pelangi jiwamu? Aku harap masih, sehingga aku akan tetap berusaha selama kamu berusaha karena dibutuhkan dua hati untuk terpadu, it takes two hearts to fall in love.

Tidak ada komentar: