Halaman

Senin, 08 Agustus 2011

Melupakan

Aku bertanya pada kelopak kamboja bagaimana caranya menghapus cinta? Tapi belum sempat menjawab, kamboja yang awalnya menawan luruh dihempas angin dan membentur tanah.

Aku beralih pada angin yang menghempas kamboja. Pikirku dia lebih hebat ketimbang helai petal kamboja yang rupawan. Aku bertanya, bagaimana caranya menghapus cinta? Dan lagi-lagi ketika angin belum sempat menjawab, dia sudah berubah menjadi badai yang memporak-porandakan. Menyapu apa yang dilewatinya dan menimbulkan kesengsaraan.

Aku menantang badai. Berdiri di tepian curam tebing yang terjal. Bukan untuk mengajaknya berkelahi atau bertukar pemikiran, aku hanya ingin bertanya bagaimana caranya menghapus cinta? Tapi ternyata badai tidak datang berketerusan, badai hanya sesaat menyapu debu di jalanan. Bersama hujan yang rintiknya berubah perlahan dia ikut menghilang. Dan biasanya sebelum menghilang dia mengundang matahari.

Sebelum bertanya pada matahari, aku bertanya pada hati, dapatkah matahari menjawab pertanyaan bagaimana caranya menghapus cinta? Sepertinya tidak. Matahari akan tergelincir kala senja, memberi kesempatan kepada bulan untuk menghiasi langit. Bahkan bulan tidak pernah egois, dia akan mengajak ribuan bintang untuk dihadirkan pada saat yang bersamaan. Berbagi lautan hitam yang tidak bisa dibingkai mata. Jadi sepertinya akan sia-sia kalau aku bertanya kepada mereka bagaimana caranya menghapus cinta.

Aku hanya ingin hari itu segera datang. Hari dimana akan aku buktikan kalau aku berani menjawab tantanganmu. Mungkin terlambat, karena seperti aku bilang aku tidak ingin tergesa-gesa. Tidak mudah mengenyahkan sesuatu yang sudah aku pelihara dalam rentang waktu yang terus mengalir dalam peredaran darahku setiap harinya. Tidak mudah mencampakkan sesuatu yang pernah aku reguk keindahan di dalamnya. Kalaupun pernah ada rasa sedih dan kecewa, aku anggap itu seperti jamu yang justru menguatkan. Menginduksi sel-sel limfosit untuk menjadi pejuang melawan bibit penderitaan.

Tidak mudah memang, kamu tahu itu. Dan kamu memanfaatkannya. Datang dan pergi sesukamu tanpa pernah mau mengerti apa yang sebetulnya aku rasakan. Kamu tidak ingin pasti, tapi kamu ingin dihadirkan ketika kamu merasa perlu. Kamu merombak konsep matematika bahwa f(x) : 2x + 5 = bukan 2. Ketika kamu menganggap dirimu kuat, kamu menjauh seperti tak terengkuh. Tapi ketika hatimu sedang gundah, kamu datang lagi memporak porandakan pondasi yang aku bangun di dasar perasaan. Semua gara-gara rasa yang aku pelihara. Cinta.

Kamu pernah bilang dan sesumbar kalau aku tidak akan pernah bisa melupakanmu. Kamu bahkan menantangku untuk melakukannya, dan seperti sudah bisa kamu tebak aku tidak mampu. Bagaimana aku bisa lupa kalau kamu mengikutiku bagai hantu. Menyelusup ke dalam mimpi-mimpi terlarangku dan ikut mengalir dalam arteriku perantaraan ikatan oksigen dan haemoglobin. Mengisi setiap sel dalam tubuhku, membuatnya keracunan karena kamu menghindari masuk empedu.

Karenanya aku bertanya, pada kelopak kamboja, pada angin, pada badai dan belum sempat pada matahari serta bulan bagaimana caranya menghapus cinta? Mengikis perlahan apa yang sudah ditasbihkan berinteraksi dengan mereka. Kelopak kamboja terkikis angin, angin terkikis badai, dan badai terkikis hujan yang semakin perlahan. Mereka bisa sementara aku sepertinya mengalami kebuntuan. Stuck berada di titik yang sama sejak lama.

Aku ingin hari itu segera datang. Hari yang kurencanakan untuk menjawab semua tantangan. Hari dimana tanpa ragu aku akan berkunjung ke tempatnya tinggal. Tidak perlu berteriak, cukup berbisik. Aku akan bilang, kalau mulai hari ini aku akan melupakanmu. Pelan-pelan.

11 komentar:

Enno mengatakan...

apis, tolong jgn bawa2 rumus matematika dan sistem peredaran darah yg jd bidangmu...

aku jd mrs sangat bodoh. hiks.

:P

Rona Nauli mengatakan...

rumusnya itu x-nya berapa sih? hehehe...bodoh juga saya. secara dulu ndak ngerti, sekarang lupa hahahaha...

Anonim mengatakan...

Mengambil 3 kata dalam cerita kamu yaitu : Jamu, Darah & cinta/

Ketiganya memang padanan kata yang pas untuk dicampurkan.

Minum Jamu akan membuat badan kita sehat, darah mengalir dengan deras dan meningkatkan keinginan untuk bercinta.

Makanya jangan sering-2 minum jamu, Pis. Biar bisa segera menghapus rasa cinta itu.

Unknown mengatakan...

Ok, I got it.

BUNGA KAMBOJA. Tanaman yg tumbuh subur di pemakaman.

Konklusinya adalah Apis ingin mengubur semua tentangnya. hahaha. Sotoy bener deh ah gw *toyor-toyor*

Apisindica mengatakan...

@teh Enno: yaelah itu kan persamaan matematika sederhanaaaaa. Dijarkan di kelas 1 SD :P

@Rona: hahaha, nggak perlu dicari X nya berapa. Pokoknya f(x): 2x+5 = kita (aku sama dia) maksudnya :))

@mas Arik: kalau nggak minum jamu, ntar aku nggak singset lagi doonk! :))

@Andre: bisaaaaa.... hahaha

tapi aku memang ingin mengubur kenangan tentang dia kok. Selamanya :)

SerasaSore mengatakan...

susah dimengerti pis, bahasanya gw ga mudeng...maklum lah...biasa pake bahasa betawi totok ya begini nih...
apak kepuyengan ada rumus x segala?
eh iya, kok tiba tiba gw mimpiin si doble agent itu ya pis...salam buat dia ya klo loe ada komunikasi sm dia.

Apisindica mengatakan...

@jinggamerah: masa seh susah dimengerti. Perasaan biasa-biasa aja deh :) itu rumusnya cuma hiasan jadi jangan terlalu dipermasalahkan. Ngeyel.

eh si doubleagent komen tuh di tulisan gue yang judulnya minta maaf sebelom puasa kemaren. Tetep komennya as anonim. Tapi apapun itu mari berdoa demi kebaikan dan kebahagiannya. #peluk

Cindikya mengatakan...

sebenarnya ya, kapan harus memutuskan untuk "melupakan"??*galau mode on

Apisindica mengatakan...

@cindikya: ketika hatimu bilang bahwa ini adalah saatnya! :)

Cindikya mengatakan...

itu jawaban bikin tambah galau,,haha

But, I'm sure, maybe it;s the time!:)

Apisindica mengatakan...

@cindikya: hahaha, nggak maksud bikin tambah galau lho yah! :))

waktunya tiba. gunakan kesempatanmu :P