Halaman

Minggu, 16 Maret 2008

KEALPAAN MANUSIA

Saat kau bangun pagi hari, Dia memandangmu dan berharap engkau berbicara kepada-Nya, walaupun hanya sepatah kata. Meminta pendapat-Nya atau bersyukur kepada-Nya atas sesuatu hal yang indah yang terjadi dalam hidupmu hari ini atau kemarin. Tetapi Dia melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk beraktivitas. Dia kembali menanti saat engkau bersiap, Dia tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapa-Nya, tetapi engkau terlalu sibuk…..

Di satu tempat di sebuah kursi engkau duduk selama limabelas menit tanpa melakukan apapun. Kemudian Dia melihat engkau menggerakkan kakimu. Dia berfikir engkau akan berbicara kepada-Nya, tetapi engkau berlari ke telepon dan menghubungi seorang teman untuk mendengarkan kabar terbaru.

Dia melihatmu ketika engkau pergi beraktivitas dan Dia menanti dengan sabar sepanjang hari. Dengan semua kegiatanmu Dia berfikir engkau terlalu sibuk mengucapkan sesuatu kepada-Nya.
Sebelum makan siang Dia melihatmu memandang sekeliling. Mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepada-Nya, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu. Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara menyebut nama-Nya dengan lembut sebelum menyantap rizki yang Dia berikan. Tetapi engkau tidak melakukannya. Masih ada waktu yang tersisa dan Dia berharap engkau akan berbicara kepada-Nya, meskipun saat engkau pulang ke rumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan.

Setelah tugasmu selesai, engkau menyalakan televisi. Engkau menghabiskan banyak waktu setiap hari di depannya, tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati acara yang ditampilkan. Kembali Dia menanti dengan sabar saat engkau menonton televisi dan menikmati makananmu, tetapi engkau tidak berbicara kepada-Nya.

Saat tidur, Dia pikir kau merasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ke tempat tidur dan tertidur tanpa sepatah katapun nama-Nya kau sebut. Engkau menyadari bahwa Dia selalu hadir untukmu.

Dia telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari. Dia bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain. Dia sangat menyayangimu. Setiap hari Dia menantikan sepatah kata, doa, pikiran dan syukur dari hatimu.

Keesokan harinya engkau bangun kembali dan kembali Dia menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberikan sedikit waktu untuk menyapa-Nya. Tapi yang Dia tunggu tak kunjung tiba, tak jua kau menyapa-Nya. Subuh..Dzuhur..Ashar…Magrib…Isya dan Subuh kembali, kau masih tak mengacuhkan Dia. Tak ada sepatah kata, tak ada seucap doa, dan tak ada rasa, tak ada harapan dan keinginan untuk bersujud kepada-Nya.

Apa salah-Nya padamu? Rizki yang Dia limpahkan, kesehatan yang Dia berikan, harta yang Dia relakan, makanan yang Dia hidangkan, teman-teman yang Dia rahmatkan. Apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepada-Nya?!

Percayalah Dia selalu mengasihimu, dan Dia tetap berharap suatu saat engkau akan menyapa-Nya, memohon perlindungan-Nya, bersujud menghadap-Nya, Dia yang selalu menyertaimu setiap saat. Dialah Allah SWT.

Tidak ada komentar: