Halaman

Rabu, 06 Februari 2008

Keterampilan Menyimak

Dilahirkan sebagai anak yang memiliki kemampuan berbicara “lebih” tentu merasa sangat diberkati. Kemampuan tersebut bisa dijadikan modal untuk memperlancar sesuatu, misalnya waktu gw sidang S-1 dan S-2 dulu. Kelebihan itu gw rasakan banget manfaatnya, gw bisa mengemas suatu data atau fakta yang sederhana dengan kalimat yang spektakuler, walhasil seluruh dewan penguji gw bilang performance sidang gw bagus banget (yang ini bukan sombong lho!). Dari kemampuan berbicara ini pula gw bisa meraup lembaran rupiah lebih dibanding orang kebanyakan. Gak mungkin kan bisa ngemsi kalau kemampuan berbicaranya saja terbatas, meskipun harus digabung dengan rasa percaya diri yang tinggi tentunya. Tapi ternyata dari kemampuan tersebut yang kata orang di atas rata-rata, menimbulkan suatu kelemahan yang gw rasakan juga agak mengganggu. Kelemahan yang dimaksud adalah gw jadi kurang memiliki keterampilan menyimak. Nobody perfect!
Menyimak merupakan kemampuan yang tak kalah penting yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Dengan keterampilan menyimak kita bisa mengetahui maksud dan tujuan seseorang. Tetapi karena gw sering ngerasa kalau kemampuan berbicara gw “lebih” makanya ketika gw berinteraksi dengan seseorang dalam suatu percakapan, gw merasa selalu mendominasi percakapan tersebut. Bukan mengecilkan arti dari lawan bicara gw tapi kebisaaan itu terjadi tanpa disadari dan seringnya bikin lawan bicara gw bete (kalau dengan bahasa bencong, pasti orang-orang akan nyeletuk…..Ya iyah lah (dengan aksen ngirung)……..)
Alhamdulillah kekurangan gw ini sudah gw sadari sehingga gw mulai sedikit-sedikit mengembangkan keterampilan menyimak. Bukan cuman untuk menyenangkan lawan bicara gw tapi lebih untuk menjadi seseorang yang lebih baik aja. Bukankah kita hidup harus bergerak maju ke arah yang lebih baik dan bukannya surut ke belakang. Keterampilan berbicara dan keterampilan menyimak harus bejalan saling beriringan karena tidak selamanya harus kita yang bicara, kita juga harus bisa menyimak perkataan orang lain. Lewat tulisan ini gw mau minta maaf sebesar-besarnya sama orang-orang yang sering bete kalau ngobrol ma gw dari mulai gw bisa berbicara dulu sampai saat tulisan ini dibuat. Terima kasih telah memberikan pembelajaran yang menjadikan gw manusia yang lebih baik. Semoga kebaikannya dibalas Sang Khalik kelak. Amien.

Tidak ada komentar: