Halaman

Kamis, 01 April 2010

My Wedding

Mungkin ini adalah keputusan yang paling berani yang pernah saya buat selama saya hidup. Tidak pernah terpikir sebelumnya saya akan berada di titik ini dalam waktu yang sangat singkat. Saya seperti diberi kejutan-kejutan tak terduga yang kemudian menempatkan saya dalam dimensi asing yang sebelumnya tidak pernah teraba. Bersamanya.

Sebagian orang akan menilai kalau saya gegabah, atau mungkin tidak banyak perhitungan. Mereka akan menganggap kalau saya hanya terbuai seperti biasanya meskipun kali ini saya hanyut sampai hilir. Sampai batasan yang mungkin masih sahabat-sahabat saya ragukan. Saya sadar betul kalau mereka hanya khawatir, mereka hanya tidak ingin saya terluka, apalagi untuk sesuatu yang harus saya jalani mungkin seumur hidup saya.

Harusnya mereka tahu, untuk sampai pada keputusan ini saya sudah melewati banyak hal, didera ribuan kebimbangan, disiksa malam-malam panjang tanpa pejam, dipanggang terik penuh lamunan. Sehingga ketika saya sampai pada keputusan ini, pasti itu adalah jawaban dari proses saya mencermati dan menimbang semua hal dan kemungkinan yang akan saya hadapi di depan. Konsekuensi logis dari semua bimbang dan ragu telah saya telaah, dan saya memutuskan untuk berani menghadapi semua. Bersamanya.

Saya memutuskan untuk menikah dengannya.

Ini bukan keputusan yang tergesa-gesa. Tidak semendadak yang tampak. Sebetulnya diskusi mengenai arah hubungan kami sudah diinisiasi sejak beberapa bulan yang lalu. Saya hanya tidak terlalu mengumbarnya, saya hanya tidak ingin apa yang akan kami rencanakan mendapatkan banyak batu sandungan dan halangan ketika belum ada kepastian. Maklum masih banyak yang memandang sebelah mata mengenai hubungan yang kami jalani. Menganggap bahwa hal itu adalah suatu mimpi tanpa media realisasi.

Sekarang kami coba membuktikan, menunjukkan bahwa apa yang kami rintis bisa diperjuangkan sampai akhir. Sampai pernikahan. Bolehlah sebagain orang di luaran tetap meragukan, tapi kami merasa berdiri di atas pondasi cinta yang tertamatkan. Itu sudah cukup buat kami untuk melangkah. Kami sekarang hanya butuh didoakan, diberikan semangat untuk terus berjalan di terjalnya kehidupan yang terpampang.

Setelah pernikahan ini yang kemungkinan besar dilangsungkan di negaranya, saya juga akan menetap bersamanya di sana. Bukan apa-apa, tapi kami punya rencana dan tujuan yang tetap harus diperjuangkan bersama. Bukan di sini tidak bisa, tapi di negaranya mungkin segalanya akan jauh lebih mudah dibanding di sini yang penuh dengan prasangka untuk hal-hal yang masih dianggap tabu. Kami bukan menghindar, kami hanya ingin hidup bahagia.

Sebelum hari itu terlaksana, ijinkan saya meminta maaf kepada semuanya. Mungkin berita ini mengagetkan, atau ada beberapa pihak yang merasa dilangkahi karena saya tidak mengajak mereka bicara atau diskusi sebelumnya mengenai hal ini. Tapi dari sekian banyak penyesalan yang mungkin saya bisa runut, penyesalan saya yang paling besar adalah saya harus menyampaikan kabar ini: Maaf, saya sedang berbohong. Saya hanya sedang merayakan APRIL MOP. Maaf kalau anda kemudian merasa tertipu.

11 komentar:

Kenyataan Perasaan mengatakan...

hiyaaaaa...april mop!

BrenciA KerenS mengatakan...

kaget... tapi ga ketipuu... :P

Farrel Fortunatus mengatakan...

wew, awalnya aku nyangka tujuan kamu pulang ke bandung mo married sama cewek (even gw ragu, kok masih sempet"nya pesen kaos sm gw ya? he he he...). tapi kelanjutannya? eh ternyata mo nikah sama cowok bule, dan itu tepu ha ha ha... wew!!! kejutan april mop, tapi kok, nampak kaya cita" kamu terpendam ya? wkwkwkwk...

BaS mengatakan...

hahahahaha........lucu

Ms. Grey mengatakan...

Kurang ajar lo Pis.

Gw kira lo beneran mo Merit.

Pohonku Sepi Sendiri mengatakan...

jiahh, ternyata tepu2 ya bro.. hahaha..
kirain beneran sekalian mo lanjut pendidikan disono.. hihihi..

Apisindica mengatakan...

@kenyataan perasaan: april mop!!!!

@brencia: kenapa harus kaget? bukannya orang mau nikah itu wajar yah?! hehehehe

@farrel: aih, gw kan nggak mention cowok bule. :)) Cita-cita terpendam?? nggak ah, gw masih suka rasa lokal, ya paling nggak rasa cina lah. kekekekekek

@Bas: Makasih!!

@Grey: tertipuuuuuuuuu.......

@pohon: amiiiiin, buat lanjut pendidikannya lho!!!

SerasaSore mengatakan...

sial sial,,,saya ketipu beneran...kirain loe mengikuti jejak sang pendahulu si agent itu...
hum...pun kalo itu bisa terealisasi...
i know u can bro ... ;)

Apisindica mengatakan...

@jingga: hahahaha, suatu saat pasti gw akan mengikuti jejak dia. Segera. Insya allah.

thanks yah!

ajenk mengatakan...

Horeeeeee....aku tertipuuu... *deziing*

Apisindica mengatakan...

@ajenk: hahaha, maapkan!!!! :))