Halaman

Senin, 08 Maret 2010

unfaithful

Saya selingkuh.

Saya tahu saya salah. Saya melayani tawaran hati ketika hati saya sebenarnya telah termiliki. Saya bermain api yang saya sadari bisa membakar diri saya sendiri.

Saya tahu saya salah. Tidak perlu kemudian saya menyalahkan orang lain atau pasangan saya sebagai pemicu tindakan itu. Cukup saya menyadari kemudian merefleksi langkah yang selanjutnya harus ditempuh. Belajar dari segala kebodohan yang telah terlajur dilakukan. Menjadi dewasa dengan cara yang sebenarnya tidak dianjurkan.

Pasangan saya tidak salah. Meskipun dia posesif, meskipun dia banyak melarang saya untuk melakukan ini dan itu bahkan dengan alasan yang seringnya tidak masuk akal, dia tetap tidak salah. Harusnya saya bangga dicintai sedemikian rupa. Harusnya saya bersyukur dianugerahi pasangan yang menyayangi saya melebihi kapasitas saya menyayangi dia.

Selingkuhan saya tidak salah. Dia datang dari masa lalu, menggagas cerita lama untuk dirunut kembali, kemudian menawarkan hati warna merah jambu untuk direguk sarinya. Dia tidak salah, dia hanya datang disaat yang tidak tepat. Datang disaat hati saya sudah berlabel milik seseorang. Hati yang sedang dilanda berontak karena aturan yang makin hari dirasa memberatkan. Hati yang bimbang antara ingin bertahan dan ingin menyelesaikan.

Saya salah. Saya tergoda. Saya selingkuh.

Sebagai manusia biasa, meskipun saya tahu saya bersalah, saya ingin membela diri. Bukan mencari pembenaran, karena jelas-jelas salah. Bukan mencari bala bantuan yang akan mengiyakan karena sejuta iya tetap akan membuat saya sebagai yang bersalah. Saya hanya ingin menjelaskan, atau mungkin lebih tepatnya bercerita. Jangan dihakimi, saya sedang tidak butuh itu. Biarkan saya menghakimi diri saya sendiri. Dengan cara saya.

Saya tidak suka dilarang-larang. Tidak boleh gym, tidak boleh online di YM atau Gtalk, tidak boleh mengumbar cerita di blog, bahkan lebih parah saya dibatasi untuk bertemu teman-teman saya. Hidup saya tidak melulu soal dia, saya punya hidup saya sendiri. Saya ingin menjalani apa yang ingin saya jalani, meskipun tetap akan mengorbit pada dia. Jadi kenapa harus melarang-larang. Toh saya akan tetap hadir mengelilingi lintasan orbit dengan dia sebagai porosnya. Kenapa harus takut.

Lama-lama saya bosan. Saya terkekang. Saya mencari pelarian.

Ketika saya sedang berlari membawa hati yang bimbang, saya bertemu godaan. Manis. Godaan selalu manis, meski akhirnya pasti pahit. Saya salah karena saya melayani, saya salah karena saya kemudian tidak bertutur tentang kebenaran kalau saya sudah bersama seseorang. Entahlah, waktu itu saya memilih bungkam. Saya pikir saya akan keluar sebagai pemenang, ternyata saya jadi pecundang. Saya terlena. Hati saya terobati.

Beruntung saya menyadari dengan cepat sebelum semuanya menjadi rumit. Saya membuat pengakuan kepada keduanya. Membuat semacam list dosa. Saya tidak membela diri di hadapan mereka karena saya salah. Saya hanya ingin menyelesaikan semua urusan, mengakui apa yang memang harus saya akui.

Saya melepas keduanya. Hanya untuk bersikap adil menurut versi saya. Saya beranjak dari dua hati yang sama-sama ingin bertahan. Saya sudah terlanjur menyakiti keduanya, jadi saya tidak ingin menyakiti lebih salah satunya dengan memilih satu diantara mereka. Biarkan saya tetap menjadi saya yang bersalah, yang telah terlena dan tergoda. Saya yang berlari membawa kekeliruan kedalam kekeliruan baru.

Terakhir, untuk kesekian kalinya ijinkan saya untuk kembali mengucap maaf!

12 komentar:

maiank mengatakan...

haghaghag aq kok malah ketawa ketiwi y mbyangin kak apis pengakuan dosa hahahaha

katany si kak sblm brtmu org yg tepat.kita diijinkan brtmu org yg tdk tepat.trgntg mw gmanany kita~sotoy hehe

lg st 12 cri pcr lg.jgn dink sem0ga dpt nya istri..yg sholehah.amin..

Lucky Menggandeng Apis mengatakan...

i just wanna say, welcome to the club.....

-Gek- mengatakan...

jadi enggak sama keduanya?
Bijak juga ya...

*cari pacar lagi (lagu ST 12 lembut mengalun...) :p

Apisindica mengatakan...

@maiank: amiiiiiiiin!!!!

iya, kan orang yang tepat itu baru ketahuan kalau sudah bertemu dengan orang-orang yang tidak tepat!

@Lucky: club apaan? club jomblo? Lo kan udah merit. Jadi club apa coba?!!! :)

@Gek: yup, saya melepas keduanya!!

Ginko mengatakan...

"yup, saya melepas keduanya!!"

Wah so this is about you, hmm... yang penting sudah bikin pengakuan ke dua pihak dan meminta maaf, itu susah sekali and for that, congratulation.

Farrel Fortunatus mengatakan...

back to basic. koleksi, seleksi, resepsi he he he...

Zhou Yu mengatakan...

Jomblo lagi, yud? Ga papa lah, mungkin masih menunggu yang terbaik

Apisindica mengatakan...

@ginko: mengakui kemudian meminta maaf adalah sifat seorang ksatria. Hanya berusaha mereduksi nilai kesalahan aja. :)

@farrel: hahaha, tapi kok seleksi melulu yah gw? kapan resepsinya. Hiks. ;)

@zhou yu: Yup. Yang terbaik kan biasanya dateng belakangan. Sabar..sabar...

Si Pemikir Merdeka mengatakan...

Yaoloooo buuu.....
meuni laku pisan sekarang teh :) hihihi....

-Shin Maw-

Apisindica mengatakan...

@lelaki: hahaha, lo banyak ketinggalan cerita. Kelamaan ngilang sih?! hehehe

welcome back dahleng!!!

Pohonku Sepi Sendiri mengatakan...

waaow..
salut bro, sungguh..
diluar semua yg sudah ada ato yg menggoda ato yg indah bahkan yg membuai, pun pada akhirnya dilepas semua..
ckckc.. keuren..

semoga yg terbaik nanti bakal kau temui bro, siapapun itu pada akhirnya nanti..

Apisindica mengatakan...

@pohon: amiiiin. Makasih yah!!!