Halaman

Rabu, 03 Maret 2010

Godaan

Percaya mengenai pengaruh warna aura?

Sebenanarnya saya tidak terlalu percaya mengenai aura-aura itu. Tapi kalau mengenai mood yang akan mempengaruhi energi, saya mengamini. Jika seseorang sedang marah atau bĂȘte, pasti yang banyak keluar adalah energi negatif, sedangkan kalau orang sedang bahagia energi positif yang akan muncul. Orang jatuh cinta, energi positif kompleks. aura pink yang keluar.

Jatuh cinta sama dengan pink!!!

Ya gimana nggak positif kompleks energinya kalau dimana-mana menjadi mengobral senyum. Lagi depan komputer senyum, lagi bales email kerjaan senyum, lagi chating di BB senyum, lagi nunggu busway senyum, lagi nunggu antrian alat fitness senyum. Pokoknya Nampak menjadi sanagt ramah ketika jatuh cinta. Energi positif berloncatan dari dalam tubuh kita, aura pink terpampang jelas di atas kepala.

Dan itu menjadi masalah…such a big thing!

Karena bawaannya selalu senyum dengan aura pink yang jelas diumbar kemana-mana, kadang menarik orang-orang yang nggak diundang. Meski kita sedang tidak bermaksud mengundang siapapun, kita hanya mengekspresikan perasaan cinta yang berimbas pada aura pink tadi. Jadilah mereka kita sebut godaan.

Sialnya godaan itu pasti banyak banget kalau kita sedang jatuh cinta. Padahal dulu waktu nggak laku berasa kemarau panjang tak berkesudahan. Udah sering senyum dan berlaku ramah di mall, di gym, di tempat klien tetep aja nggak pernah dapet. Tapi kalau sedang jatuh cinta, ibaratnya ujan pasti langsung deres. Banyak banget yang datang. Kalau belum jadian sih masih make sense lah ya buat pilih-pilih tapi kalau udah jadian dan berkomitmen dengan monogamous relationship rasanya godaan itu kudu wajib nggak dilayani.

Masalahnya, terkadang godaan yang datang itu jauh lebih ‘bagus’ dibandingkan pasangan kita sendiri. Bolehlah dibilang katanya rumput tetangga selalu lebih hijau, tapi kadang itu kejadian. Benar-benar lebih hijau. Makanya kita tanpa sadar meskipun tidak seluruhnya masuk ke halaman tetangga tersebut, setidaknya hanya mengulurkan tangan untuk menyentuh rumputnya. Hanya sekedar membunuh kepenasaran.

Gimana kalau kita terlalu asyik menyentuh rumput itu dan tanpa sadar jatuh cinta. Masih pantaskah rumput itu kemudian disalahkan dengan stempel sebagai godaan? Masih pantaskah kemudian rumput itu dikatagorikan sebagai pengrusak suatu hubungan? Masih pantaskah kita kemudian berlalu dengan perasaan tidak bersalah sama sekali dengan alasan bahwa godaannya terlalu berat?

Saya tahu kalian pasti punya jawaban yang sama dengan saya. Jawabannya pasti TIDAK. Mari kita teriakan tidak bersama-sama! Tapi jangan salah, ‘tidak’ kita teriakan ketika kita mengutamakan logika, bagaimana ketika kita mengajak hati berdiskusi? Jawabannya tidak akan semutlak ketika kita menggunakan logika. Banyak pertimbangan yang kemudian menggoyahkan logika dan nalar.

Bagaimana jika rumput tetangga kemudian tidak hanya bisa direngkuh, dia menawarkan hati untuk dimiliki. Menggagas sebuah hubungan yang dulu belum sempat tercicipi. Mengobral kembali khayal yang dulu sempat terlintas meski belum nyata terealisasi. Apakah itu sebuah godaan?

8 komentar:

alimasadi mengatakan...

semakin tinggi kelas... semakin susah ujianya .. gitu loh...

Lucky mengatakan...

huahahahaha tahu dehhh yang lakuuuu.........


kamu pasti punya 1001 alasan untuk bermain api, tapi coba posisikan dirimu sebagai pasanganmu yg sekarang.

tp klo memang mau mengikuti jejakku sih terserah. kuncinya cuman 1, jangan salah kirim sms/bbm

Farrel Fortunatus mengatakan...

antara logika dan hati emang kadang ga sejalan... apalagi kalo di bandingin dengan keinginan 'si otong' he he he...

Apisindica mengatakan...

@alimasadi: setuju kalo soal itu. Semakin tinggi kelas, semakin susah ujianny. Huaaaaa....gimana ini? :)

@lucky: heyyy, ini gw bukan sedang curhat ya!! gw cuman iseng bikin artikel aja taooo. Semua orang bisa ngalamin hal serupa.

memposisikan diri kita menjadi pasangan sekarang??? hmm.... :)

@farrel: namanya lucu "si otong" punya gue namanya frederick! hihihihi

Ginko mengatakan...

Saya rasa sih wajar ya, godaan ada dimana-mana. Mulai dari tergoda untuk berselingkuh, tergoda untuk membeli barang discount padahal tidak butuh, tergoda untuk makan kue tart padahal sedang diet, tergoda untuk berdosa padahal beragama.

Apakah itu godaan? Menurut saya selama tidak tergoda then yes, itu tetap akan menjadi godaan, but if not, then it will be a sin.

rid mengatakan...

namanya juga godaan pastinya 'lebih bagus' hehe..
kalo udah mulai tergoda dgn kehijauan rumput tetangga lebih baik cepat2 angkat kaki saja dan cobalah beri pupuk bagi rumput sendiri biar tambah hijau, hahaha...

Pohonku Sepi Sendiri mengatakan...

yup, sesuatu yg menggoda pasti 'lebih bagus' dari yg sdh ada..

apesnya lagi neh bro, jika rumput itu tdk hanya bisa kita sentuh.. tapi juga merengkuh kita yang sedang dibuai pesona terpana menatap indahnya..

yah, tapi kembali lagi seh.. tdk pernah tahu bagaimana besok jalan yg tlh disiapkan utk kita.. :)

Apisindica mengatakan...

@ginko: "Apakah itu godaan? Menurut saya selama tidak tergoda then yes, itu tetap akan menjadi godaan, but if not, then it will be a sin"

setuju banget sama pernyataan itu.

@rid: ini juga ada filosofi yang gw suka: pupuk lagi rumput sendirinya biar jadi hijau lagi. setujuuuu!!

@pohon: itulah kenapa mereka disebut godaan. karena tidak hanya menggoda tapi bisa merengkuh balik dan gak mau lepas. Kalau udah begini jadi susah lepas.