Halaman

Jumat, 06 November 2009

Kenapa Berubah?

Aku benci sikapmu belakangan ini. Kenapa sekarang setiap kamu akan menelponku harus didahului dengan meminta izin melalui sms? Kenapa nggak bisa langsung nelpon saja, toh kalau misalnya aku tidak ingin berbicara denganmu akan jauh lebih mudah dengan tidak mengangkatnya ketimbang membalas sms mu dengan kata “tidak”.

Apa alasanmu melakukan itu? Apa kamu takut aku terjebak lagi pada perasaan seperti dulu, atau justru kamu takut pertahananmu yang justru bobol duluan? Pertahanan untuk tidak membiarkan rasa itu ada disana, tidak kamu biarkan tumbuh, padahal aku yakin primordial rasa itu ada di hatimu. Kamu hanya tidak mencoba. Tapi ya sudahlah, semuanya juga sudah berlalu.

Sering aku bilang, ada atau tidak ada rasa cinta di hati ini, aku akan tetap menjadi orang yang sama. Orang yang akan mendukung semua lini kehidupanmu. Berjalan beriringan denganmu sebagai sahabat. Jangan ragu untuk berbagi seperti dulu, bercerita tentang segalanya. Aku sebagai sahabat akan selalu ada untuk itu. Berbagi sepotong kue dalam menjalani semuanya. Sekali lagi aku bilang, tidak akan ada cinta lagi, jadi kenapa harus takut.

Aku justru rindu saat-saat seperti dulu. Saat kamu menggangguku dengan telpon-telpon yang nggak perlu. Telpon pagi-pagi buta, yang selalu dimulai dengan kamu yang bilang “masih tidur ya?” Dan aku akan menjawabnya “nggak kok” padahal dengan mata masih tertutup rapat aku menjawab telponmu. Semuanya berasa rutinitas harian, makanya sekarang ketika kamu begitu sungkan untuk menelponku bahkan merasa harus meminta izin terlebih dahulu, aku jadi membencimu.

Berprilakulah seperti biasanya, seolah tidak pernah ada apa-apa, karena memang tidak pernah ada apa-apa. Terbukalah seperti dulu, layaknya dua orang sahabat yang tidak ada yang ditutupi satu sama lain. Meminta izin ketika ingin mengobrol denganku hanya memperlebar jarak antara aku dan kamu, jarak yang sepertinya tidak mungkin untuk dilewati bahkan dengan melompat sekalipun. Dan aku tidak ingin hal itu terjadi, aku tidak ingin kehilangan lagi seorang sahabat.

Aku lelah hidup dalam kebencian, makanya jangan buat aku jadi membencimu seperti ini. Membenci seorang sahabat seperti melihat hati sendiri mati perlahan-lahan. Getir. Tapi jika menurutmu dengan kebencian itu hidup kamu bisa lebih tenang, aku akan menjalaninya. Demi persahabatan.

11 komentar:

Alil mengatakan...

kalo masih ada rasa benci, berarti masih memupuk kepedulian akan rasa cinta...
benci masih lebih baik daripada 'tidak peduli'...

*Apis masih sayang kayaknya...

Apisindica mengatakan...

@alil: aku setujuuu, benci mungkin lebih baik daripada tidak peduli.

Aku masih sayang gak yah? jawabannya masih!! tapi dengan perspektif yang baru, yang benar-benar berbeda. Sayang tanpa cinta, atau mungkin lebih tepatnya PEDULI!

Pohonku Sepi Sendiri mengatakan...

ah, speechless.. *memory remain*
nice post bro.. :)
mengingatkanku pd seseorang.. hehe.. yg bentang jaraknya jauh terentang..

Apisindica mengatakan...

@pohon: maaf sudah membuatmu speechless dan terkenang pada seseorang.....Tapi dari seseorang itu kita pasti belajar sesuatu. Menjadi lebih kuat!

Anonim mengatakan...

ini hampir sama dengan ceritaku dengan si EX.
Yap, I still love him... mungkin lebih dari saat kita masih berhubungan, but kita yang sekarang ga bisa menjalani hubungan seperti dulu, karena sudah ada seorang 'calon istri' yang aku tak mau menganggunya... dia terlalu baik...
tapi, kalau kamu mau menghubungi aku, silakan, ga perlu minta ijin dulu, tampak seperti aku ini orang penting yg terlalu sibuk dan susah diganggu...

arik mengatakan...

Gue juga sering mengirim sms sebelum menelpon seseorang. Minta ijin apakah dia terganggu atau tidak.

Itu artinya dia lebih menghargaimu say. Takut mengganggu privacimu.

arik
http://rahasiadiariku.blogspot.com/

lucky mengatakan...

CLBK - CLBK - CLBK

apis, klo memang masih ada rasa jangan disembunyikan jangan ditolak jangan dinaifkan.

Enno mengatakan...

waduh... apakah akan terjadi CLBK?
hihihi

ah Y! jgn sewot, ntar jd ga manis lagi lho

;)

Apisindica mengatakan...

@magoos: selamat menikmati kenangan yang menikam. Semua orang pernah mengalami hal yang sama, jadi kita bisa belajar satu sama lain.

@Arik: mengganggu privacy dengan menjaga jarak itu beda mas. Dan aku bisa merasakan perbedaanya!!!!

@Lucky: NGGAK BAKALAN CLBK....NGGAK BAKAL!!!! GW JAMIN....

Rasa cinta itu sudah tidak ada, terkikis seiring gerimis, menguap tak bersisa!

@Enno: hahahhaa, tidak akan ada CLBK mba!!!

nggak sewot kok, cuman sedang mencoba menterjemaahkan isi hati! lol

Anonim mengatakan...

Eh.. telepon gw dunk.. xixixixi.

Apisindica mengatakan...

@Jo: najeeeeeeees!!!