Halaman

Jumat, 11 September 2009

Postingan Terakhir

Aku menyerah. Aku memilih untuk menanggalkan semua rasa yang ada. Rasanya sakit, tapi aku tidak punya pilihan. Dipaksa beranjak dari satu perasaan yang awalnya membuncah memang tidak gampang, dibutuhkan tidak hanya air mata tetapi juga usaha.

Aku menyerah di akhir langkah. Memutuskan untuk melepaskan cinta yang belakangan ini bergelayut di gelambir hati. Aku memilih untuk melihatnya bahagia dengan jalannya, yang dari awal aku tahu tak mungkin ada aku disana. Aku kemarin hanya memaksakan, berusaha memanipulasi keadaan.

Aku kalah. Aku berhenti berjuang untuk apa yang aku yakini. Kini aku hanya akan berjalan mundur, melewati pematang kehidupanku sendiri. Mencari peruntungan baru yang aku tahu pasti ada terbentang disana.

Kisah ini akan kumasukan dalam jambangan kesedihanku seperti biasanya. Jambangan yang isinya hanya cerita yang itu-itu saja. Disakiti, ditolak, diterlantarkan, diabaikan. Jadi rasanya sudah teramat biasa dengan perasaan ini. Kesedihan sudah bersahabat lama dengan hidupku, jadi kalau sekarang hanya ditambah lagi satu cerita nampaknya aku sudah kebal.

Seperti aku pernah bilang bahwa dalam cerita ini aku selayaknya rumput liar yang ada di taman, karenanya akan ada saatnya untuk aku menepi kemudian mati. Inilah saatnya. Saat untuk menepi dan mematikan perasaan yang pernah ada. Jalan yang terbaik. Pasti ada air mata, tapi itu rasanya lebih baik dibanding memboroskan perasaan untuk sesuatu yang sia-sia.

Tuhan, mungkin tak akan Engkau dengar lagi namanya kusebut dalam doa-doaku, meski aku selalu mendoakan dia bahagia. Aku kemudian berserah kepada-Mu, Tuhan. Engkaulah pemilik seluruh hidupku, Sutradara dari jalan hidup yang aku lakoni.

Kalau boleh aku meminta, untuk episode mendatang, aku ingin cerita yang berakhir bahagia. Kalaupun itu tidak ada dalam daftar pilihan, aku meminta cerita tentang kesendirian yang bahagia. Rasanya jauh lebih nyaman merasa sendirian ketimbang selalu sakit seperti ini.

Untuknya, kutawarkan uluran persahabatan seperti dulu. Saat perasaan ini belum tumbuh subur dan tak terkontrol. Maafkan aku kalau selama ini membebani langkahmu.

Tuhan, aku kalah. Aku menyerah…

9 komentar:

Si Cantik Clara mengatakan...

well, darl...

loe ngga kalah, loe ngga juga harus surut langkah....

yg gw tau loe sekarang lagi ada di salah satu persimpangan, iya... lagi-lagi dipersimpangan, tapi ini persimpangan yg lain, bukan persimpangan yang dulu....

gw cuma berdoa, semoga pilihan loe yg ini bukan pilihan untuk berusaha memanipulasi keadaan tapi dengan cara yang lain....

AYOOOOO..... APISINDICA YANG DULU HARUS KEMBALI..... GW BENCI APISINDICA YANG INI....

Muuuuach....

JO mengatakan...

setuju sama neng Clara centil ituh... Hihihi

Enno mengatakan...

siapa bilang kamu kalah? enggak, kamu berhasil memenangkan hati nuranimu.

justru kalo kamu terus2an ngotot cinta sama pacar orang, apalagi sampe ngerebut dia... kamu kalah.
kalah oleh hawa napsu dan egoisme.

kamu harus ingat, dibalik setiap cobaan, pasti ada hikmahnya. dan harus sadar, Tuhan memberikan apa yg kamu butuhkan, bukan apa yang kamu mau. karena belum tentu apa yg kamu mau itu bermanfaat bagi hidupmu.

basi ya?
tapi gue ngomong gini berdasarkan pengalaman pribadi.

ayo cheer up bro!

Poppus mengatakan...

peluuuk kamuuuu!

Anonim mengatakan...

setujuuuuuuuuuuuu....(sama semuanya heeee)

Apisindica mengatakan...

@clara: tenang, apisindica yang sulu akan segera dirilis ulang. kembali ke jagad hiburan yang sesungguhnya...

Nggak surut langkah kok, karena gw yakin yang mau sama gw itu ngantriiiiiiiiiiii, cuman kemaren aja gw buta. Suka sama pacar orang, kayak yang gak laku ajah. ;)

thanks yah Darl...

@JO: dilarang cuman setuju-setuju. tampar yah! kekekekekekekek

@Enno: iyah Mba, kemaren itu aku cuman egois. Berusaha menyakini kalau yang aku perjuangkan adalah sesuatu yang benar, ternyata salah.

beruntung di akhir langkah Tuhan masih mau menuntunku ke jalan yang terang. Seperti yang mba enno bilang, tuhan memberi apa yang aku butuhkan. Kemarein mungkin aku butuh pelajaran dari menyukai pacar orang makanya dikasihlah cobaan itu.

Makasih yah Mba enno..senang sekali melewati semua ini dengan dikelilingi orang-orang kayak mba enno. adem. hehehehe

Apisindica mengatakan...

@popi: peluk popi balik...lebih erat!!!!! nuhun nya neng! :)

@anonim: dooh, gw gak suka kalo ada yang komen pake anonim-anonim segala. such a coward.

kenapa sih takut ketahuan jati dirinya? nggak penting banget deh. Sini ajah artis blak-blakan, masa situ mau selamanya bersembunyi di balik topeng sok misterius.

aw..aw..miss jutek is back!!!!!

Ginkoberry mengatakan...

Nggak ada kekalahan, yang ada hanyalah pengalaman. Setidaknya sekarang udah belajar and what you learned is

"karena gw yakin yang mau sama gw itu ngantriiiiiiiiiiii, cuman kemaren aja gw buta. Suka sama pacar orang, kayak yang gak laku ajah"

Dear, do you see heaven is shining? Yes, OH YES, I do (crying tenderly, tears falling so softly... lebayyyyy). Saatnya babak baru, dengan pembelajaran yang baru, semangat!

Apisindica mengatakan...

@ginko: gw udah belajar. Lebih banyak dari yang orang duga malah. Dan itu menjadikan gw lebih kuat. being stronger by day....

Hahahaha, gw lihat kok matahari yang bersinar terang itu. saatnya menyusun langkah baru, meskipun tanpa cinta!!!!