Halaman

Rabu, 09 September 2009

Mimpi

Semalam aku bermimpi dia datang ke tempatku. Wajahnya bersih, bersahabat dan tanpa pandangan penuh selidik. Matanya hanya menyapu sekilas keseluruhan tubuhku, dan diakhiri dengan senyuman manis. Tak ada kesan menghakimi.

Ketika dalam mimpi itu dia datang, dia tak bersuara, tapi dari matanya aku bisa tahu banyak kata yang tercipta. Kebisuannya justru mengigilkan tubuhku, menggulungku dalam perasaan bersalah yang teramat sangat. Aku beringsut mencari pojokan untuk berlindung. Bibirnya yang tak berujar sepatah katapun justru menenggelamkanku dalam perasaan berdosa.

Aku duduk berhadapan dengan dia dalam dimensi yang sulit dimengerti. Kita tidak saling berbicara, tapi hati saling berujar. Hatiku yang berujar banyak tepatnya. Dia hanya menatapku, lagi-lagi tanpa ada kesan menghakimi.

Aku berdosa pada dia, hatiku berisyarat. Aku telah mengambil banyak kesempatan ketika dia sedang tidak berada di sana. Aku menikmati setiap momen yang tercipta, menyelesupkannya dalam kompartemen hatiku. Aku bermaksud untuk memiliki semua momen itu padahal justru dia yang paling berhak untuk mendapatkan semuanya. Aku mencoba curang dengan menganggap dia tidak ada, padahal jelas-jelas dia ada disana. Mungkin tidak mengamati, tapi instingnya aku yakin bisa merabanya. Makanya dia datang dalam mimpiku malam tadi.

Aku berulang kali minta maaf dalam mimpi tadi malam, tapi dia hanya meresponnya dengan senyuman. Senyuman yang aku sendiri tidak bisa mengerti apa artinya. Aku hanya melihat sebuah telaga ketidakrelaan disana, tidak rela karena aku berusaha merenggut kebahagiaannya. Matanya kemudian mengirimkan banyak isyarat melalui perantaraan udara, memintaku untuk mengerti posisi dia. Aku kemudian dipaksa bergulat dengan logika hati dan rasa, sehingga aku terengah-engah sebelum akhirnya berdiri pada satu keputusan.

Dengan tatapan tanpa menghakimi, tanpa selidik justru membuatku tak berdaya. Hatiku luluh lantak kemudian otak dengan kesadaran yang masih sedikit tersisa memerintahkanku untuk mulai mengemasi hati kecil perakku yang tak terasa sudah lebur. Beranjak untuk memberi kesempatan kepada dia bahagia dengan apa yang sesungguhnya sudah dia miliki dari awal. Aku hanya berusaha merebut kebahagiaan itu. Makanya meskipun tanpa kata, aku tahu dia hanya meminta sesuatu yang menjadi miliknya. Dan memang sudah saatnya aku mengembalikan semuanya. Mengembalikan kebahagiaannya.

Iya semalam aku bermimpi tentang dia. Kekasih resmi dari orang yang aku cintai.

11 komentar:

Jo mengatakan...

gw ga bisa ngomong apa2x... just be strong ya... takes time to mend a broken heart... tp ga menutup kemungkinan ia akan diisi kembali dengan rasa bahagia berikutnya :)

M. mengatakan...

Apis

jadi sedih kan

lupakan dia ... kan sudah ada yg baru

Ginkoberry mengatakan...

You need to get over with your confusion between "that person you left" and "the person you chase over", choose one and focus.

Iiih jadi ingat lagu dangdut yah "Semalam aku mimpiiii, mimpi buruk sekaliiii, ku takut berakibat... etc etc". Siapa tuh yang nyanyi?

Ms. Grey mengatakan...

Apinnnn, postingan lo bikin gw ikutan sesek napas....

Cari yg baru deh Pin

Apisindica mengatakan...

@Jo: im strong kok, can survive like used to be!

@ada yang baru? mana? justru yang baru ini malah nyakitin. memboroskan perasaan gw. huuh....

@ginko: masalahnya gak ada yang buat dipilihnya juga. i have no one right now.

kok malah tebak-tebakan lagu, emangnya acara happy song. hihihihihi

@grey: lo asma, pake sesek napas segala? ;) cari yang baru yah? cariin donk....

Poppus mengatakan...

HIhihih, gw pernah mimpi kayak lu darl. Didatengin sama pacarnya pacar gw (yes! gw pernah jadi selingkuhan hihihihih), dia bilang jauhin pacarnya, gw bilang "iiih situ ok! hubungan kalian kan udah buruk sebelum dateng gw". Jadi moral of the story heheheh, kalo emang hubungan mereka udah buruk sebelum kita masuk ke hidup mereka, ya udin, bukan salah kita kalo si pacar lebih milih bersama kita. LAnjutkan!

Apisindica mengatakan...

@Grey: lupa...apis bukannya apin tauuuuuuuuuu. heheheheheh

Apisindica mengatakan...

@popi: huaaa...pernah jadi selingkuhan juga toh. hihihihihi. teu sangki!

masalahnya meskipun katanya hubungannya lagi renggang, tapi si orang yang gw sukain itu tetep mau berusaha mempertahankannya. so, gw bisa apa selain mundur teratur. Nggak ada lanjutkan, adanya hentikan. Pemborosan perasaan...

The Poker Butt mengatakan...

*lirik-lirik grey_s*

aping.... gw setuju kalo melalui perantara mimpi ini loe harus mengambil langkah, tapi gw ngga setuju dengan kata mundur teratur... kata yang tepat adalah mengatur kembali langkah pasti....

sumpah aping... *lirik-lirik lagi sambil cekikikan ngondek*, tulisan ini tidak sama sekali bikin gw nyesek... tapi justru bikin gw bernafas lega....


love you mein schart.... *thanks Jo, udah ngajarin kata itu*

Poppus mengatakan...

Oooh jadi gitu masalahnya. Kalo gitu mah ya mending akhiri. Kalo gw dulu mah si pacar gw ini milih gw (tapi beberapa taun kemudian kawinnya sama si mantannya itu bok!) hauhuahuhauha. Kisah yang aneh

Apisindica mengatakan...

@pokker: apin, aping. huahahahahaha. sebel deh!!!!

gw juga ikut lega kok sama kayak lu. hehehehe

@Popi: kisah yang aneh. karena kemudian gw bertanya,tanya. kok dulu milih elu yah? wkwkwkwkwkwkwkwk. piss ah!