Halaman

Selasa, 08 September 2009

Maaf, Aku Lupa...

I’ve got an email days ago:

Dear Apisindica,

Apa Kabar Apis? Aku mengerti kalau misalnya kamu lupa akan hari ini karena memang tidak lagi penting hari ini bagimu. Aku juga kemudian mengerti ketika tidak ada kata perpisahan seperti yang kita pernah reka-reka dalam imaji, dulu. Sekarang aku bukan siapa-siapa bagimu.

Hari ini aku hanya ingin pamit karena hari ini, iya hari ini aku akan pergi melanjutkan studiku ke Negara itu, seperti yang sudah kamu tahu, dulu. Aku selalu menekankan dulu karena memang sekarang keadaan sudah berubah, dan itu disebabkan oleh tindakan bodohku. Aku mengerti kalau kamu masih belum bisa memaafkanku. Aku mengerti, setidaknya ini adalah hukuman dari kelakuanku menelantarkan perasaanmu. Rasanya sakit melawati hari ini tanpa mu.

Rasanya ingin aku berdiri di bandara bersamamu hari ini, seperti yang pernah kita diskusikan dulu. Lagi-lagi dulu, ketika masih ada kita. Berdekapan erat seakan tak terpisahkan, saling menguatkan, saling meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja karena jarak bisa diakali, belahan dunia bisa disiasati. Tapi hari ini, aku berdiri sendiri, tanpa kamu yang melepas kepergianku. Sudahlah, aku hanya ingin pamit.

Dua tahun mungkin bukan waktu yang lama sehingga rasanya tidak muluk-muluk apabila dua tahun itu telah terlalui aku masih berharap kamu mau kembali. Pengharapan yang berlebihan mungkin, tapi aku percaya akan mimpi, dan aku tidak ingin terjaga ketika bermimpi tentangmu. Maafkan aku yang waktu dulu terjaga tiba-tiba dan meninggalkan mimpi itu. Ketika aku mencoba kembali menutup mata, kamu sudah tidak ada, kamu sudah hilang dari sana.

Aku pamit Apis, semoga dua tahun dari hari ini aku masih bisa merengkuhmu. Oh iya, kamu dapat salam dari mamie, papie dan Ko Andre. Mamie bilang, sampai kapan kamu akan menghukum mamie seperti ini?

-Mata segaris-

Lupa….aku benar-benar lupa kalau sudah awal September. Parahnya aku lupa kalau awal September dia, seseorang yang pernah menorehkan cerita indah di hari-hariku akan pergi melanjutkan studinya. Maafkan aku mata segaris, aku benar-benar lupa.

Tidak bermaksud menyiksamu dengan membebani perasaan bersalah yang berlebihan, karena aku sudah memaafkanmu dari dulu. Bahkan aku sudah mengampunimu dari saat kamu tidak memilihku dan berpaling pada orang lain. Jadi tak ada niatanku untuk memberatkan langkahmu dengan tidak menghubungimu ketika kamu akan pergi. Aku hanya lupa, benar-benar lupa. Maafkan aku untuk itu.

Kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi di depan. Setahun, dua tahun, entah apa yang akan terjadi. Jangan menutup hatimu untuk orang baru disana, siapa tahu kamu menemukan seseorang yang lebih. Karena seperti aku, sekarang aku sedang berjalan dalam track bersama seseorang yang aku perjuangkan cintanya setengah mati. Aku tidak mau masa lalu membelengguku untuk melangkah mencicipi cinta. Aku berharap kamu melakukan hal yang sama. Setidaknya mencoba membuka hati.

Soal mamie, aku tidak menghukum dia. Aku masih menyanyanginya seperti dulu, saat katanya aku akan menjadi calon menantunya. Biar nanti aku jelaskan kepadanya kalau aku masih Apis yang dulu. Calon menantunya atau bukan, aku masih tetap sayang padanya. Tidak ada yang berubah.

Maafkan kalau tanpa sengaja aku ternyata sudah menyakiti banyak orang. Aku hanya tidak mau berlarut-larut dalam masalah yang akan memasungku dalam masa lalu. Aku hidup tidak surut ke belakang, aku hanya ingin bergerak di jalan yang ada.

Ps: buat kamu, seseorang yang sekarang sedang aku perjuangkan cintanya. Jangan lantas cemburu, ini hanya penggalan masa lalu. Saat ini aku lebih memilih beriringan denganmu meski dalam perasaan yang terabaikan. Aku hanya ingin kamu tahu.

12 komentar:

M. mengatakan...

oh oh sedih kali
btw senoga sukses ya dg hubungan yg baru

Paulus mengatakan...

aku nggak mengerti situasi terdalam: yang sebenarnya terjadi di masa lalu, isi hati masing2.....

memandang ke depan adalah keniscayaan, tetapi beberapa orang seperti saya terkadang memilih mempertahankan apa yang (pernah) kita miliki, selama masih mungkin...

sedih sekali baca entry kali ini. sumpah!

Anonim mengatakan...

pilihan yang sulit memang :)...

hei kamu.. iya kamu.. telepon lah si mami.. dan beri klarifikasi :)

Enno mengatakan...

waduh...
terharu bacanya.

aku ngerti bgt perasaan org yang mau pergi itu, ini seperti yg pernah kualami... memilih pergi ketika semuanya tak sesuai harapan,

oooh jd sediiih.... hiks

Apisindica mengatakan...

@M: terima kasih doanya M...

@Pras: mempertahankan sesuatu apa yang (pernah) kita miliki selama masih mungkin, adalah sesuatu yang bisa dilakukan. dan itu pilihan.

untuk saat ini, aku tidak memilih untuk mempertahankan karena aku tidak melihat sesuatu di depan. Suram.

@anonim: aku tahu kamu siapa, dari baunya udah kecium siapa kamu. ;)

Jangan cemburu yah....

@Enno: dia tidak memilih pergi ketika semuanya tidak sesuai harapan kok mba, keputusan untuk pergi sekolah udah dibuat jauh-jauh hari. saat kita masih pacaran dulu.

jangan sedih-sediah ah, semangat!!!!!

Ginkoberry mengatakan...

Dikunjungin aja kapan2. Hmm Mamie disini siapa ya? Mamie-nya doi? Berarti mereka udah tahu? ... okay, now I'm confused.

Apisindica mengatakan...

@ginko: iyah mamie disini memang maminya dia. Mereka produk luar negeri kok, jadi pola pikirnya sudah beda.

Dikunjungin kapan2? buat apa... ;)

Ed mengatakan...

Nice... darl...

Ternyata si mata segaris itu pandai sekali merangkai kata-kata ya darl... dia cocok banget disandingkan dengan loe, kata-katanya begitu indah... persis sama seperti gaya tulisan loe...

penuh makna :)

GAYaBali mengatakan...

Paham banget ma yg kamu tulis.
Cuma mo bilang, jadikan masa lalu itu sebagai kenangan terindah dlm hidup kamu dan jaga baik2 cinta yg kamu punya skarang ini.
U will be happy!

Apisindica mengatakan...

@shin maw: katanya sih dia banyak belajar nulis dari gw (gr mode on). Dulu saking pengen sok romantisnya kita sering kirim-kiriman surat atau email kayak begini.

masa lalu....

@Gaya: yes, i will...

Zhou Yu mengatakan...

Aih, apis... Ternyata si mata segaris masih begitu yah...
BTW, udah dua tahun ya? Ga kerasa...

Apisindica mengatakan...

@zhou Yu: 2 tahunnya baru dimulai dari tanggal 3 september kemaren kali...masih 2 tahun ke depan dia pulang.

Gw gak bisa menyalahkannya untuk tetap mencintai gw. Itu haknya...