Halaman

Jumat, 21 Agustus 2009

Cinta Sendiri

Tadi malam, ketika tirai hitam sudah turun sangat pekat, dan jelaga sudah menutupi langit dengan gelap, aku masih berusaha untuk memejamkan mata. Kantuk tak lantas bersemayam di pelupuk, jiwa seakan betah menetap di dalam raga. Aku gelisah, tidak bisa tidur. Entah kenapa.

Aku lantas berbincang dengan jiwaku, bergumul dengan pencarianku belakangan ini, kemudian membodoh-bodohi diriku sendiri yang tidak juga mengerti akan keadaan yang sebenarnya. Aku menangis tanpa air mata, menjerit tanpa suara. Semuanya terasa perih. Tapi sesaat kemudian aku menemukan pencerahan, aku menemukan jalan keluar. Aku harus meninggalkannya.

Mencintainya dalam diam ternyata membuatku merasa kerdil. Membuatku harus rela berkompromi dengan segala sesuatu yang menyakitkan. Sedari awal aku sebenarnya tahu kalau hal ini akan terjadi, tapi aku memilih mengambil resiko dan tak berhenti berharap kalau suatu saat keadaanya akan berubah.

Ya, mungkin aku bodoh. Panggil saja aku begitu. Mencintai dia yang sebetulnya tak bisa kumiliki. Berjuang untuk sesuatu yang kemudian ternyata absurd, meski katanya tidak ada cinta yang absurd yang tidak pantas diperjuangkan. Dan aku tidak menyesal pernah berjuang untuk mencintainya, karena dia pantas untuk dicintai. Hanya akunya saja yang bodoh, berdiri di atas keyakinan tanpa peduli dengan kenyataan. Mengawang-ngawang, tidak menjejak bumi.

Kalau seandainya aku punya pilihan, aku memilih untuk tidak mencintainya. Aku hanya akan menjadikannya sahabat yang memang sahabat seperti temena-temanku yang lain. Mencintainya hanya menumbuhkan perasaan hampa. Pengharapan yang berlebihan, tanpa muara. Sekali lagi panggil aku bodoh. Mencintai seseorang yang sudah jelas tidak akan mencintaiku dari awal. Tapi aku tidak berharap tidak pernah mengenalnya, karena mengenalnya ternyata indah. Dan aku tidak menyesal untuk itu.

Mungkin kini sudah saatnya aku beranjak dari perasaan ini sedikit demi sedikit. Membiarkanmu dengan segala asa-mu yang aku tahu tak pernah ada aku di dalamnya.

Katanya, jika kau mencintai seseorang maka biarkan orang itu pergi. Aku akan melakukannya, setidaknya aku yang pergi. Berjalan mundur atau berbelok arah. Sulit pastinya aku tahu, tapi setidaknya aku harus berusaha. Aku lelah menggadaikan perasaan ini pada cinta fatamorgana, cinta sendiri.

Ketika aku berhenti mencintaimu, itu tidak berarti aku berhenti menyanyangimu. Aku akan tetap berada di sana, di persimpangan jalan yang ada.

biar aku yang pergi bila tak juga pasti, adakah selama ini, aku cinta sendiri
biar aku menepi, bukan lelah menanti, namun apalah artinya cinta pada bayangan
pedih aku rasakan kenyataannya cinta tak harus selalu miliki

(cinta sendiri, by kahitna)

9 komentar:

Ed mengatakan...

Owh my dear, kata-kata ini begitu menyentuh...

yang sabar ya beib... orang bijak pernah berkata, "cinta tidak harus memiliki"... quote yang standard dan sering kita dengar kan?? tapi memang begitu adanya...

I believe, some other times u would find the one that u love and u could share ur love each other... :D

M. mengatakan...

been there done that

bahkan sampai sekarang ketemu di fesbuk pun gw masih punya secuil rasa buat dia, in fact recently gw mencari orang2 yg memiliki tipe profil wajah spt dia tanpa gw sadari.... i must admit that gw masih di bawah pengaruhnya, gw bahkan masih membanding2kan org lain dg dirinya duh jadi curcol lolz

Apisindica mengatakan...

@shien maw: gw tahu dan yakin kalau waktu itu akan datang. Doakan gw bisa kuat melalui ini yah bro!

@M: mungkin ini masalah klasik, jadi setiap orang mungkin pernah mengalaminya.

Gw berharap gw tidak dibayang-bayangi oleh pesonanya sampai nanti. cukup sampai saat ini aja. karena nanti jatohnya nggak adil buat pasangan kita kalau kita masih membanding-bandingkan dia dengan cinta sendirinya kita itu.

Terima aksih sudah berbagi!

Jo mengatakan...

bahagia akan menyambangimu dan menetap.. amin!

Apisindica mengatakan...

@jo: amiin. jangan berhenti doain gw yah!!!

Enno mengatakan...

bro, gak boleh pesimis...
yang indah pasti akan datang juga

:)

Apisindica mengatakan...

@enno: nggak pesimis kok mba enno...
berhenti mencintainya adalah langkah paling optimis yang harus dilakukan!

Aku yakin yang indah itu pasti datang, pada waktu yang tepat. aku cuman butuh menunggu kan?

thanks... :)

lucky mengatakan...

dari awal,gw udah ngrasa aneh. apisindica suka sama pacarnya orang?? that's so not you babe.....

you know what you have to do, pakailah bedak ronggengmu itu, liukkan pinggulmu, jerat mereka dalam pesonamu.

Apisindica mengatakan...

@lucky: hooh, gw juga ngerasa aneh. baru kali ini gw suka sama pacar orang, dan sukanya suka bangeeet lagi.

bulan puasa gini, bedak ronggenganya berhenti dipake. Takut malah jadi susah ngatur waktu antar puasa dan jualan. hihihihihi.