Halaman

Selasa, 28 Juli 2009

Mirip Iklan


A: “hallo, sayang……..”
B: “babes, aku keterima beasiswanya”
A: “selamat ya!!!!!”
A: “Wah…2 tahun, Amerika…..”
B: “Tenang, aku nggak bakalan jauh kok….”

Pertanyaan: akankah kisah cinta mereka berlanjut?

Gue lagi suka iklan salah satu provider telepon seluler yang belakangan ini lagi wara-wiri di layar kaca. Rasanya nonton iklan ini bikin gue terlempar ke beberapa bulan yang lalu. Kejadiannya sama banget sama gue. Dulu pacar gue (yang sekarang udah jadi mantan), si mata segaris, ngasih gue kabar kalo application dia buat sekolah S2 ke Amerika disetujui juga melalui telpon. Dan gue juga bilang selamat, meski kemudian timbul kesangsian di benak gue. 2 tahun….Amerika….pokoknya persis kayak di iklan itu.

Kalau di akhir iklan itu kemudian muncul pertanyaan, akankah kisah cinta mereka berlanjut? Gue yakin jawabannya pasti akan berlanjut. Apalagi di iklan tersebut kemudian melibatkan penonton untuk ikut menentukan ending ceritanya. Gue yakin banget kalau banyak penonton yang menginginkan hubungan pasangan itu akan berlanjut. Maklum orang Indonesia masih sering dan senang hidup dalam dongeng, dimana akhir cerita haruslah happy ending. Bukannya gue skeptis, tapi itu kenyataan. Toh di cerita gue, akhirnya malah dramatis bahkan sebelum kepergian si mata segaris ke Amerika awal September nanti.

Tidak bermaksud mencocok-cocokan keadaan, atau sok mendramatisir hidup gue. Tapi kadang kita hidup dalam kenyataan yang tidak selamanya berbuah manis. Gue juga tidak kemudian menyamaratakan bahwa LDR tidak akan berhasil, karena banyak temen gue yang ternyata bisa menjaga hubungan jarak jauhnya sampai beberapa tahun, dan mereka baik-baik aja. Gue hanya berbicara dalam konteks gue, sudut pandang gue dan pengalaman gue. itu aja. Siapa sih yang tidak ingin perjalanan atau kehidupan cintanya akan baik-baik saja meskipun dipisahkan jarak ribuan mil? Semua pasti ingin. Dan semua balik pada masing-masing individu. Dalam konteks gue ternyata itu tidak berhasil.

Hal ini kemudian membuat gue ketakutan sendiri untuk kembali memulai mencari cinta sejati. Bukan apa-apa, tapi muncul kebimbangan akan kemampuan gue dan pasangan gue nanti untuk menjalani semuanya. Insya Allah gue bakal melanjutkan studi S3 gue ke luar, dan apakah gue sanggup seperti di iklan itu untuk membagi kebahagiaan yang ternyata pada kenyataannya menimbulkan keraguan. Akankah gue dan pasangan gue berkomitmen atas dasar cinta untuk saling setia dan menunggu.

Semua jalan bisa ditempuh untuk mempertahankannya, dan memang tidak adil kalau kemudian kita memutuskan sejak awal tidak percaya pada kemampuan kita atau pasangan kita dalam menjaga hati. Tapi kita juga harus sadar bahwa di luaran banyak sekali rintangan dan cobaan. Pertanyaannya hanya mampukah kita menghadapi dan menjalani semuanya? Gue yakin selama kita berusaha maka semua rintangan bisa dihadapi.

Mending nyari pacar sekarang terus gue tinggal sekolah, apa nanti nyari disana aja ya? Atau gue pacarin professornya aja kayak waktu gue di Belanda? Huahahahhaa. Orang gilaaaaaaaa……..Ngapain juga dipikirin dari sekarang, toh S3nya juga masih setahun ke depan. Mending nyari pacar baru aja deh kalau gitu. Ada yang berminat? 

4 komentar:

menjadimanusia mengatakan...

hahahaha... akhir kesimpulannya... Cari pacar aja dulu... urusan lanjut ato ngga urusan ntar...

Apisindica mengatakan...

@days: huhahahahhaa. you've got the point then. cariin donk days!!! hihihihi.

Jo mengatakan...

Jangan pernah takut. Peluangnya akan selalu 50/50 di awal. Dan tingkat keberhasilannya cuma mempunyai 2 kemungkinan. Gagal atau sukses. Tapi satu hal yang 100% ada disana adalah, bahwa kita telah mencoba :)

Zhou Yu mengatakan...

Hehehe, setuju sama si Jo.... Seenggaknya sudah mencoba. Kalo takut gagal, ya pada akhirnya ga pernah mencoba. Semangat ya!