Halaman

Kamis, 01 September 2011

Jangan Dibandingkan (Repost)

Bukankah ini hanya masalah waktu? Begitu aku membatin ketika pertanyaan itu berputar berulang-ulang memasuki gendang pendengaran.

Selayaknya kelahiran, kita tidak pernah bisa memilih kapan kita dilahirkan. Semua sudah disuratkan tanpa bisa ditawar. Tertulis bagai cetak biru DNA yang terus dihasilkan dari untai yang tidak pernah bisa diubah. Mengikuti takdir.

Semua hanyalah soal waktu. Tidak lebih. Hanya kadangkala waktu nampak tidak berpihak pada seseorang, dalam kasus ini kepadaku. Jadi jangan bandingkan aku dengan mereka yang justru dipihaki oleh waktu. Jangan bandingkan sesuatu yang sebenarnya tidak bisa dibandingkan. Memaksakan hanya akan menempatkanku sebagai objek yang selalu kalah, digerus waktu yang terus melaju tanpa bisa dilihat sebagai sesuatu.

Aku sebetulnya tidak bosan mendengar pertanyaan itu menggaung berulang-ulang seperti teriakan di bibir sumur yang meraung dipantulkan berkali-kali. Sudah sangat wajar pertanyaan itu mengarah kepadaku, mengingat angka yang seakan tercetak nyata di keningku. Dua angka yang setiap tahunnya berubah ketika aku sampai pada saat yang dinamakan ulang tahun. Waktu tidak bisa ditahan, membuat ulang tahun seakan terjadi hanya dalam hitungan hari. Mengantarkanku merangkak pada usia yang menurut mereka tidak lagi muda.

Tapi bukankah angka itu hanyalah angka. Angka tidak bisa dijadikan takaran, bukan ukuran atas seseorang sudah pantas atau tidak. Bukan juga gambaran dari sebuah fase kedewasaan. Tua tidak sama dengan dewasa. Angka tidak sama dengan matang. Angka hanya sebuah tanda sudah sejauh mana kita berjalan. Menapaki titian waktu dari titik nol dulu.

Aku tidak sedang berlari menghindar karena sampai kapanpun hal ini harus aku hadapi. Menghindar bukan suatu penyelesaian. Berlari hanya akan memberiku muatan lebih dalam beban yang sudah aku pikul sejak lama. Sejak menurut mereka aku sudah cukup untuk menentukan. Aku hanya tidak ingin dibandingkan. Semua hanya masalah waktu. Cukuplah membandingkan aku dengan mereka yang lebih cepat memutuskan, atau dengan mereka yang dalam takdirnya sudah tercatat lebih cepat keluar dari kesendirian.

Takdir tidak bisa digugat. Mungkin bisa diubah sedikit dengan doa. Tidak perlulah kalian mendengar semua doa yang selalu aku tasbihkan, karena aku senantiasa memanjatkan doa yang paling baik, yang bisa membawaku ke arah yang tidak lagi temaram.

Aku hanya minta janganlah lagi aku dibandingkan tentang hal itu melulu. Lihatlah dari sudut pandang yang berbeda. Apa yang sudah aku capai dan apa yang tidak mereka capai. Apa yang sudah aku gapai dalam kisaran waktu yang menurut kalian sudah berlebihan. Bandingkan itu dengan mereka yang selalu kalian banggakan. Aku yakin aku menang, aku yakin aku lebih dari apa yang mereka telah dapatkan.

Bukankah semua itu hanyalah masalah waktu? Menikah adalah takdir yang sudah dipersiapkan oleh Tuhan. Aku yakin akan tiba waktunya nanti ketika Tuhan sudah menentukan. Mungkin tidak sekarang, tapi pasti kelak akan dijelang.

PS: ditulis setelah momen lebaran ketika banyak keluarga besar yang (lagi-lagi) mempertanyakan.

8 komentar:

Anonim mengatakan...

Cooling down, Piss ...

Kamu baru setahun atau dua tahun saja di tanya-2 tentang nikah udah resah kayak gini.

Belajar dari gue, dong. Gue udah hampir 17 tahun ditanya, dicela dan diburu dengan pertanyaan yang sama.

Kapan Kawin?

Enno mengatakan...

klo ditanya kapan kawin, jwb aja nunggu gajian sambil berlalu pergi...

ehehehe

:P

Farrel Fortunatus mengatakan...

jawab aja mei... mei bi yes, mei bi no he he he... sudahlah jangan terlalu jadi beban (mendingan juga bebancian qiqiqi...), toh mereka yang ngomong juga ga bisa kasih solusi. yang penting jaga selalu hati, supaya bisa tetap bahagia, dan menebarkan aura bahagia itu ke orang-orang di sekitar kita.

Apisindica mengatakan...

@mas arik: hahaha, kok jadi mas arik yang curhat?! :)

siapa bilang setahun dua tahun mas? udah bertahun-tahun kali ah! :))

@teh enno: emangnya mau beli baju zara musti nunggu gajian dulu. Berlebayan :P

@farrel: iyah mei. Mei be yes, mei be yes. Must be yes!!! :)

Saya teteap mencari, saya tetap bahagia dengan cara saya. Terima kasih yah!! :)

Wuri SweetY mengatakan...

Kayaknya taun depan saya yang bikin post macam begini, skrg lagi jauh aja kl ditelp selalu ditanyain begitu...huffttt capek ya kang???

BTW Kapan kawin Kang??? #dilemparsandal#

Apisindica mengatakan...

@Wuri: hahaha, common problem yes?! :)

Yuk bikin postingan dari sekarng buat diposting tahun depan :P

kawin? nanti kalau sudah ada jodohnyah... #kemudianhening #lalutersedu

Anonim mengatakan...

saya juga paling sedih kalo dibanding2kan,..padahal tiap orang pastii punya kelebihan masing2... :)

Apisindica mengatakan...

@Anonim: makanya jangan sedih karena kita pasti pinya KELEBIHAN, meskipun itu kelebihan berat badan. Hahaha