Halaman

Kamis, 29 November 2012

Reinkarnasi


Saya tidak percaya tentang reinkarnasi. Pertama karena di agama saya memang tidak mengajarkan apa itu reinkarnasi, kedua saya tidak percaya tentang kehidupan sebelum kehidupan yang ini. Kalau ada yang percaya silahkan, toh saya juga tidak punya hak untuk melarang orang untuk mempercayai proses reinkarnasi seperti halnya saya tidak mempunyai hak untuk melarang orang tidak pergi dari sisi saya. Tetep curhat.

Berbeda dengan teman saya yang asli orang Bali. Dia sangat percaya tentang apa itu reinkarnasi. Dia percaya kalau sebelum kehidupan yang sekarang ini dimana dia adalah seorang dosen, dia pernah hidup entah sebagai apa. Dia tidak ingat atau lebih tepatnya dia tidak tahu.

Suatu hari dia pernah bilang kalau sebetulnya kita bisa tahu seperti apa kita di kehidupan sebelumnya. Tidak sekedar seperti apa tetapi juga menjadi sosok apa kita sebelumnya. Dia bercerita kalau di Bali di dekat rumahnya ada seorang pendeta yang bisa ditanya karena kemampuannya melihat masa lalu. Sang pendeta bisa dengan detail menceritakan proses kehidupan kita sebelum kehidupan saat ini. Dengan kadar kepo maksimal, saya tentu saja bertanya pada  si teman apakah dia pernah bertanya pada pendeta itu tentang kehidupan dia sebelum ini, dan dia menjawab tidak. Saya mengejar minta penjelasan kenapa, dan teman saya bilang dia takut. Dia takut menerima kenyataan kalau misalnya di kehidupan masa lampau dia adalah seekor babi yang dipelihara tetangga. Sarap.

Semalam saya tidak bisa tidur. Meghitung jumlah kambing di pandang rumput luas tidak lantas membuat saya berjumpa kantuk. Aktivitas memanjat genteng rumah tetangga untuk merenung juga tidak bisa saya lakukan karena alasan hujan. Tidak lucu rasanya kalau tengah malam buta saya kedapatan terjatuh dari genting rumah orang. Karenanya saya hanya bisa berkhayal, membayangkan banyak hal yang seringkali muncul di pikiran liar ketika justru pikiran itu dibebaskan. Semalam saya berkhayal tentang reinkarnasi. Entah kenapa padahal seperti saya bilang kalau saya tidak percaya tentang reinkarnasi.

Katanya pada proses reinkarnasi, kehidupan yang sekarang ini bisa jadi hukuman atau hadiah dari perilaku kita di kehidupan sebelumnya. Hukuman yang harus dijalani agar kita menjadi sosok yang lebih baik atau hadiah yang patut kita peroleh atas kelakuan kita yang baik ketika menjalani hidup sebelum ini. Semalam saya berkhayal, mereka-reka kehidupan saya sekarang ini adalah hukuman atau justru hadiah. Ini hanyalah analisis pikiran liar saya, sebuah lelucon yang pikiran saya kemukakan ketika kantuk tidak juga hinggap di kepala.

Analisis asal yang pertama adalah pasti saya di kehidupan sebelumnya bisa jadi seorang player. Casanova. Playboy. Buaya. Whatever you named it. Kenapa saya bisa berpikiran seperti itu karena saya menganalisis dari kehidupan percintaan saya yang menyedihkan. Bisa jadi karena di kehidupan sebelumnya saya terlalu sering menyakiti perasaan banyak orang. Terlalu sering membuat hati banyak orang hancur berkeping-kepang. Makanya di kehidupan sekarang ini saya hidup menjalani hukuman. Dipersulit untuk mendapatkan seorang pasangan. Diberi sukar ketika saya ingin mempertahankan hubungan yang sedang dalam genggaman. Saya hidup dalam hukuman yang entah berapa lama akan berlangsung. Saya hanya disuruh menjalani tanpa tahu kapan semua ini akan berhenti.

Analisis asal yang kedua, mungkin saja di kehidupan sebelum ini saya adalah seorang biksu atau seorang pastor yang harus meredam perasaan cinta yang saya punya. Karena prestasi saya yang gemilang, di kehidupan setelahnya saya diberi kesempatan untuk mengekspresikan rasa cinta. Tapi karena di kehidupan sebelumnya saya belum pernah menjalani bagaimana meretas perasaan cinta, di kehidupan ini saya masih disuruh untuk belajar. Terseok-seok dari satu perasaan ke perasaan berikutnya. Terluka dari satu kesakitan ke sakitan berikutnya. Dan terlunta-lunta tanpa sarana yang tepat untuk menyalurkan rasa yang berkecamuk di dalam dada.  Saya disuruh untuk terus bertahan, juga entah sampai kapan. Apakah ketika saya berhasil, manis buah dari pembelajaran yang saya lakukan akan saya rasakan langsung sekarang di kehidupan sekarang. Entahlah.

Analisis yang ketiga tidak sempat saya lakukan karena saya keburu ngantuk. Besok deh saya lanjutkan, kalau masih niat!

Tidak ada komentar: