Halaman

Jumat, 29 Juli 2011

Mohon Maaf

Kata orang mulut saya ibarat ketoprak berkaret 2. Pedes.

Orang bilang, tanpa mengucapkan sepatah katapun mimik muka saya selalu menghakimi. Menyakitkan. Dan mereka lebih memilih saya menghakimi perantara kata dan suara ketimbang mimik muka yang kadang tak jelas maksud tujuannya.

Seringkali saya menjelma menjadi manusia Tuhan. Menghakimi dan menghukum orang-orang di sekeliling menggunakan takaran norma yang saya ciptakan sendiri. Ketika banyak yang tidak sesuai dengan norma tersebut maka mulai dari lintasan hati sampai hujanan kalimat kotor dari mulut akan mengalir bagai air bah yang tidak tertampung. Dan saya tahu, itu semua menyakitkan banyak orang.

Saya seperti dibutakan keadaan, memilih tidak peduli, memilih mati rasa. Menganggap bahwa saya yang paling benar, dan orang harus berjalan di acuan kebenaran yang saya ciptakan. Apabila mereka melanggar, maka saya seperti halnya Tuhan memberi hukuman dari mulai mengucilkan sampai mengirimkan kesengsaraan. Saya seringkali puas dengan apa yang telah saya lakukan tanpa ada lagi rasa malu.

Saya bukan Tuhan. Saya Tahu. Tapi saya justru mengambil porsi yang sebetulnya jauh lebih besar dari Tuhan itu sendiri. Tuhan saja kalaupun akan menghukum hambanya, seringkali tidak langsung ketika hambanya tersebut melakukan kesalahan. Sementara saya? Saya ingin langsung melampiaskan kemarahan saya dengan hukuman yang paling berat. Setidaknya dengan ucapan. Lihat, bukankah saya sudah jauh melampaui batasan yang sudah diberikan Tuhan?

Semua menjadikan saya pendosa di hadapan Tuhan dan juga pendosa di tengah manusia.

Jelang Ramadhan tahun ini, saya ingin dimaafkan. Saya ingin menjadikan momentum Ramadhan ini sebagai waktu yang tepat untuk saya berubah menjadi lebih baik. Tanpa maaf, puasa yang akan saya jalani nanti pasti akan terbebani. Tanpa maaf, pastinya saya tidak akan kembali menjadi bersih di hari nan Fitri nanti. Karenanya saya memohon maaf lahir batin kepada semuanya atas segala lupa, alpa dan dosa baik yang disadari maupun yang tidak. Dari lintasan hati sampai perbuatan yang tidak terpuji.

Semoga Ramadhan yang akan kita jelang beberapa hari lagi menjadi ajang bagi kita semua untuk membenahi diri. Menjadi bulan untuk kita merefleksi dan mematut diri atas apa yang pernah terjadi sehingga kita bisa terlahir kembali dengan kebersihan hati yang hakiki. Banyak harap dan pinta yang pasti terlontar saat bulan ramadhan, dan semoga Tuhan mendengar seta mengijabahnya dan merealisasikannya di kehidupan nyata. Amin.

Sekali lagi, menjelang bulan yang agung Ramadhan ijinkan saya untuk meminta dimaafkan dari segala bentuk kesalahan. Dan saya mengucapkan selamat menyambut datangnya bulan penuh berkah yang insya Allah akan mengantarkan kita semua pada kemenangan.

7 komentar:

Rona Nauli mengatakan...

saya juga minta maaf ya kalo ada salah :)

Enno mengatakan...

apis, dikau dimaafkan :P

aku juga minta maaf yaaa.... semoga ramadhan ini kita menjalankannya dgn hati yg bersih :)

Gloria Putri mengatakan...

dimaaf kan koq kang :) sukses ya puasanyaaa :)semoga lancar

Chici mengatakan...

Sama-sama mas, mohon maaf lahir dan batin juga

Moga puasanya lancar ya mas :)

Apisindica mengatakan...

@all: terima kasih semuanya. Semoga semuanya lancar-lancar saja yah...

Anonim mengatakan...

i'Ve been stung by your chili pepper mouth. But it surely worthy as long as we befriended. Happy ramadhan apis #yg komen diatas pd cewek semua#

Apisindica mengatakan...

@anonim: dear you...aku tahu siapa kamu. Apapun itu, tak henti doa aku ucapkan demi kebahagianmu dan keluargamu. Termasuk calon anakmu..

Peluk dari jauh...