Halaman

Rabu, 28 Juli 2010

Blog No Comment

Email dari seorang teman :

Apis, nampaknya masa-masa kejayaan taman aksara sudah mulai sirna yah? Memang sih lo masih produktif seperti dulu tapi coba lo lihat jumlah yang komen ditiap postingan yang lo buat. Makin hari makin berkurang, bahkan tidak menutup kemungkinan kalo suatu hari nanti nggak bakalan ada yang komen. Hehehe, knock on wood. Mudah-mudahan sih nggak. Becanda gue...

Pada kemana temen-temen lo yang dulu rajin drop komen itu? Kalo gue kan konsisten yah, dari pertama nemu blog elo emang nggak pernah komen. Tapi temen-temen lo yang dulu ngeramein jagad perblog-an kok jadi jarang kelihatan. Jangan bilang mereka udah nggak aktif di blog karena gue masih bisa lihat jejak MEREKA di blog-blog lain. Mereka drop komen disana, tapi nggak di blog lo. Ada apa yah? Lo sekarang musuhan sama mereka?


Hehehe, maafkan. Gue Cuma kepo. Tapi tenang, gue bakalan setia jadi pembaca blog elo kok mesti tetep bakal konsisten nggak pernah komen. Keep on writting yah lebah maduku....

Love,
Beruang Sirkus


Saya setengah ngakak selesai baca email dari teman yang memang terkenal kepo itu. Geli. Dia mengaku pembaca setia blog saya tapi sepertinya dia melewatkan beberapa bagian yang justru penting tentang blog ini. Bagian dimana saya hidup didalamnya, bagian dimana saya sudah berkomitmen dengan apa yang saya lakukan. Menulis.

Buat saya menulis bukan lagi menjadi suatu sarana untuk mencurahkan perasaan, bukan lagi cara untuk mengumbar sesuatu dengan deretan kata berirama. Buat saya menulis itu adalah kebutuhan. Menulis membuat saya lengkap sebagai manusia. Menulis membuat saya menghargai lebih diri saya sendiri, tanpa orang lain sebagai tolak ukurnya.

Menulis membuat saya belajar menjadi diri sendiri.

Soal taman aksara blog saya, saya tidak pernah merasa bahwa itu pernah mengalami kejayaan kemudian sekarang mengalami kemunduran. Blog saya memang mengalami metamorfosa karena saya juga tumbuh dewasa. Cara pandang saya terhadap sesuatu berubah seiring pertambahan usia. Memang masih sering saya kuak mengenai cinta, masa lalu, kesedihan dan perasaan terabaikan, tapi saya memandangnya dengan perspektif yang tidak lagi sama. Saya banyak belajar dari masa lalu, jadi ketika saya menulis tentang itu semua, saya seperti sedang memberikan testimoni dalam perjalanan hidup saya. Memberi nilai lebih atas apa yang pernah saya alami.

Saya bertanya pada benak saya, adakah keinginan untuk dikomentari ketika saya mempublish sebuah tulisan? Tidak. Hati saya menjawab tegas. Saya menulis untuk diri saya sendiri, bukan untuk orang lain. Ketika saya berbagi dengan orang-orang yang kebetulan membaca, saya hanya berharap mereka ikut belajar sesuatu bersama saya. Mungkin tidak bernilai, tapi tamasya hati tanpa disadari akan menimbulkan semacam turbulensi. Memporak-porandakan dengan ujung sebuah kelegaan.

Komentar saya anggap sebagai apresiasi lebih dari apa yang hati saya ingin utarakan. Komentar saya jadikan pemacu semangat untuk terus menulis. Tapi mohon diingat, saya tidak akan pernah berhenti menulis meskipun tulisan-tulisan saya tidak ada yang membaca ataupun mengapresiasi perantara komentar. Itu janji saya pada diri saya sendiri.

Mengenai teman-teman blog yang dulu, mereka masih ada di dekat saya. Mengerubungi dengan cara yang tidak biasa. Menjauh untuk kemudian melekat di hati selamanya. Memberi noktah-noktah warna pada transformasi saya sebagai anak manusia. Dan meskipun mereka teman-teman saya, tidak ada hak saya untuk menyuruhnya memberikan komentar dari apapun yang saya tulis. Mereka hidup dengan dunia mereka sendiri, ketertarikan sendiri terhadap ragam tulisan yang banyak dihidangkan tidak hanya oleh saya. Semua berdasarkan selera. Semua memiliki pangsa.

Karenanya saya tidak cemburu melihat mereka aktif di blog orang lain sementara tidak di blog saya. Cukuplah saya hidup dengan komitmen untuk terus berkarya. Menyulam kata dan menjadikannya sebuah prosa. Untuk saya. Selamanya.

Beruang Sirkus, terima kasih telah mengingatkan saya mengenai komitmen dan konsekuensi bukan sekedar mengenai tulisan dan komentar. Saya benar-benar berterima kasih.

16 komentar:

bandit™perantau mengatakan...

:)

Semangat saja menulis kawan...

Mungkin sekarang atau dalam waktu dekat ini kita tidak melihat manfaatnya, (mungkin).. tapi siapa tahu suatu saat ada yang "nyasar" membaca sebuah tulisan dan dia merasa, setidaknya terhibur, atau bagaimanalah... bagi saya pribadi sih itu lebih menyenangkan daripada sejuta komen pada sebuah postingan...

raden mas pepe mengatakan...

catet ya: ini bukan komen lho! hehehe..

Aku percaya kok kalau Yuda nulis bukan untuk ngejar komen. Aku juga percaya kalau nanti sudah gak ada yg komen, Yuda tetep nulis.

Tapi Yuda juga kudu percaya, meskipun aku gak pernah komen, tapi aku hampir tiap hari klik blog ini. Dan baca tentu saja.

Menurutku, beberapa teman skrg gak komen karena mereka makin mengenal karakter Yuda, serta memahami cerita kehidupan Yuda.
Ibaratnya gini: kalau seseorg pertama kali mengunjungi sebuah mall baru, org tsb pasti akan 'komen' tentang mall tsb.
Tapi kalau sudah kenal+hapal+terbiasa dgn mall tsb, apa yang mau di komentari? Selain cukup hanya MENIKMATI saja.

rak yo ngono tho?!!

hehe...sekali lagi catat! ini bukan komen lho! saya mah gak suka komen-komen.... :p

raden mas pepe mengatakan...

satu lagi...
tapi tetep ya...ini bukan komen lho!

pernah denger 'page rank' ?
itu sistem rangking situs2 di internet. Nilainya 0 - 10.
semakin besar angkanya, semakin situs itu dianggap penting.

aku penah check 'page rank' beberapa blog. Blognya Yuda page rank-nya 2. Tapi sebagai perbandingan: blog Fa, misalnya yg sudah dibukukan saja, pagerank-nya baru 3.

pagerank aku cuma 1!!!
ga adil banget! :(


sekali lagi... ini bukan komen lho!

Farrel Fortunatus mengatakan...

dengan memegang dan menjaga komitmen untuk tetap menulis saja, gw udah angkat 2 jempol buat kamu. betul kata kamu: pertaman" menulislah buat diri sendiri, untuk kepuasan bathin, untuk bahan introspeksi dan untuk pemacu semangat. ga perlu muluk" berusaha keras menginspirasi orang lain. karena, inspirasi itu akan datang dengan sendirinya, dengan cara dan waktu yg berbeda (kepada orang yang berebeda pula). trust me, gw salah satu fans berat tulisan" kamu. soal orang memberi/tidak memberi komentar terhadap tulisan kamu, itu bukan tolok ukur orang" telah meninggalkan blog kamu. teruslah menulis, warnai indahnya dunia...

-Gek- mengatakan...

Menulis blog memang untuk diri sendiri.. Don't care 'bout the comment. Good job, I like it.. (gaya Rianti Catwright) hehehe.

BilikTehan mengatakan...

Kalo gak ada yang komen, bukan berarti gak ada yang baca. Apis menulis karena memang suka dan dari hati, aku yakin banyak yg terinspirasi, termasuk diriku:).

Ligx mengatakan...

Sepengalaman gw jadi blogger, para komentator dan silent reader lebih banyak silent reader lho..
Gw jg ga tau apa alasannya, entah mereka males nulis komen ato mereka cuma ingin menikmati karya tulis lu aja tanpa komentar apapun.
Yang jelas komentar terhadap sesuatu itu tidak diharamkan dan tidak dihalalkan tho? :D

Keep Writing...

:)

Linda Tan mengatakan...

Apis keep smile yach
ga ada komen bukan berarti ga ada yang baca....gua slalu baca kok walau jarang berkomen.

so tetap menulis yach

Apisindica mengatakan...

@All: thanks yah! nuhun pisan....

saya akan terus menulis apapun yang terjadi!

Anonim mengatakan...

ngoceh kalo gak di komentarin yah gak fun, gak bisa balas2an HIHIHI...
tapi ini bukan ngoceh yah? lu MENULIS yah? ya sutra kalo gitu, gw sih gak menulis, gw MENGOCEH soale HIHIHI...

Apisindica mengatakan...

@epentje: hahaha, dikomentarin epentje. my favorite comentator ever.

gw juga ngoceh kaleee, tapi beda cara sama elo. Gw gak bisa gokil kayak situ...

Enno mengatakan...

ih bener apis...
aku juga menulis bkn krn kepingin dikomentarin, dipuji2 atau apalah...
aku nulis ya nulis...

untuk aku, dan belakangan untuk pcrku :)

aku jg bknnya ga pernah kesini. cuma emang krn byk hal yg bikin waktu terbatas, aku terpaksa cuma jd silent reader di blog teman2. yg penting kamu dan mrk selalu ada di hatiku kok

muah!

Apisindica mengatakan...

@enno: ih mbak enno co cuit deh. Makasih yah!!!! :)

kissKiss....

Unknown mengatakan...

Setuju!!

Menulis adalah menulis. Menulis adalah berkarya. Menulis adalah cara kita berekspresi, cara kita mendefinisikan diri. :)

Apisindica mengatakan...

@mirna: setujuuuuuuu!!!!

Anonim mengatakan...

buy tramadol cod tramadol online for cheap - buy tramadol cod saturday delivery