Halaman

Senin, 26 Juli 2010

Berubahlah!

Siapa bilang mencintaimu itu mudah?

Awalnya aku juga berpikir kalau mencintaimu itu mudah. Semudah menghela udara atau semudah mengucapkan kata tanpa muatan beban. Ternyata aku salah. Mencintaimu itu menyulitkan, membuatku harus memilih opsi-opsi yang seharusnya kuhindari.

Harusnya mungkin mudah, tapi entah kenapa sepertinya kamu selalu berlindung dibalik baju besimu. Harusnya mudah kalau saja kamu mengizinkanku untuk masuk lebih dalam, menelisik apa yang berkecamuk di hatimu. Membiarkanku tidak hanya sekedar menunggu di depan pintu yang memang sesekali kamu buka. Sesekali itu tidak cukup, karena belum banyak yang bisa aku gali dari sana.

Setiap orang punya rahasia. Setiap orang punya masa lalu yang tidak ingin dibagi bahkan ketika mereka sudah berpasangan. Dan aku menghargai itu, tak ada niatanku untuk mengetahui rahasia yang kamu simpan atau dengan sengaja menguak masa lalu yang mungkin ingin kamu lupa. Aku hanya ingin berperan seperti layaknya seorang kekasih. Tempat berbagi.

Bagaimana mungkin kamu tidak mempercayaiku seperti ini? Bukankah sudah kita bicarakan sejak awal bahwa tidak akan ada proses menghakimi tentang masa lalu kita masing-masing. Waktu tidak pernah berhenti di masa lalu, waktu terus berlalu dan dalam perjalanannya itu kamu bertemu aku. Tidak ada hak aku untuk mengetahui bagaimana kamu di masa lalu kecuali kamu yang menceritakannya sendiri. Aku hidup dengan kamu yang sekarang, itu yang penting.

Entah bagaimana lagi harus aku yakinkan bahwa aku benar-benar percaya padamu. Tidak cukupkah semua obrolan panjang sore itu ketika kita belum memilih untuk menjalani semuanya bersama. Bagaimana lagi aku harus membuktikan bahwa aku benar-benar jatuh cinta kepadamu, bukan sekedar jatuh kasihan seperti yang selalu kamu pikirkan. Buang pikiran jelek itu karena tak ada sedikitpun perasaan tersebut di hatiku. Aku tulus mencintaimu, belajar mencintaimu tepatnya.

Jalan kita tidak akan pernah mudah, kita tahu itu. Jangan kamu buat tambah sulit dengan selalu berlindung dalam sesuatu yang tidak aku mengerti. Berlari menghindar dari suatu keadaan tidak akan menyelesaikan masalah. Bertopeng kepalsuan tidak akan pernah menjadikanmu siapa-siapa. Berdamailah dengan keadaan meski aku tidak tahu keadaan apa yang kamu hindari.

Setiap kamu menghindar, setiap kamu berprasangka, kamu telah menempatkanku pada posisi yang justru mempertanyakan. Apakah masih layak sebenarnya cinta ini kita semai? Masih pantaskah kita berjalan beriringan ketika salah satu dari kita tidak saling mempercayai? Lama-lama keyakinanku goyah. Jangan berharap berlebihan kepadaku tentang sesuatu karena aku juga punya hati yang selalu bisa kuajak berdiskusi.

Berubahlah, tapi jangan demi aku. Berubahlah demi dirimu sendiri. Untuk kebaikanmu.

3 komentar:

Cloud mengatakan...

Pilihan kata-katanya bagus banget :)
puitis namun juga mudah dimengerti :)

Semoga Ia yang kau cinta lekas berubah, dan menjadi lebih baik lagi :)

Apisindica mengatakan...

@cloud: terima kasih untuk apresiasinya. Sedang belajar menulis...

amiin, semoga!

Anonim mengatakan...

kadang sulit untuk menceritakan sesuatu meski menurutmu itu tak masalah. mungkin tak bercerita karena ada alasan kuat dibaliknya, bukan tak percaya.
itu bukan hal yg mudah.