Halaman

Kamis, 11 Februari 2010

Seseorang

Saya tidak menyangka kalau angin akan menerbangkan saya ke arahnya. Seseorang yang mungkin telah saya tunggu di lorong gelap penantian. Seseorang yang saya harap membawa seberkas cahaya, tidak perlu besar asal berpendar. Dan dengan itu kemudian dia menuntun saya lepas dari ketersesatan, menyelamatkan saya dari buta berkepanjangan.

Mungkin hati saya sudah sedemikian kerontang, gersang dihajar kemarau yang tak berkesudahan. Kemarau yang tetap menghadang walau hujan tengah datang hampir di setiap kesempatan. Rasa yang mengendap kering menyebabkan saya merasa nyaman, enggan beranjak sekedar untuk memapah rintik di halaman.

Kini, ketika dia datang, kemarau seakan lenyap menguap bagai keringat. Diganti segar laksana kuncup yang menitis mekar. Saya merasa hidup, seakan dilahirkan kembali dari rahim cakrawala hati. Dia membawa udara untuk dihela, merangkul matahari guna menyinari. Menggugah perasaan yang sempat mati suri untuk hidup kembali.

Awalnya saya bimbang. Tidak yakin dengan apa yang hati rasakan. Teramat sering saya salah menginderai terang, kerap saya salah mencumbui fatamorgana yang justru membawa saya tidak bisa pulang. Karenanya saya bertahan, tak goyah oleh buai kata yang keluar. Saya tidak ingin gagal karena kecerobohan, saya hanya ingin pulang. Ke peluk hangat pangkuan sayang.

Sekarang, saya yakin kalau dia seseorang. Sosok yang akan saya persilahkan masuk ke dalam. Tidak hanya mengamati tapi boleh juga mengisi. Menambah peralatan yang mungkin masih terasa kurang. Mengganti yang mungkin tidak cocok dengan bentuk dan ruang. Mengarsir dan menandai mana yang boleh diterjang dan mana yang harus ditentang. Saya yakin dia adalah seseorang.

Dalam temaram pendar yang dia hadirkan, saya menemukan lagi siapa saya, siapa dia. Merefleksi bayangan yang terbentuk di dinding. Tidak jelas tapi nyata. Saya berharap semuanya menjadi lebih nampak ketika sudah keluar dari terowongan. Saya senang. Setidaknya saya tidak memapah jejak sendirian, saya bersamanya. Seseorang.

Ketika cahaya semakin benderang, kenapa bayangannya malah memudar. Saya berlari ke tengah lapang, tapi bayangannya terus menciut dimakan terang. Saya berteriak, tapi dia malah menghilang. Saya menangis di batas kesabaran.

Dia memang seseorang. Seseorang yang saya liat dalam impian.

10 komentar:

Manusia Bodoh mengatakan...

Tenang, sayang...
Suatu hari... Dia pasti datang!

Jangan pernah menyerah dan berhenti mengucap harap...
U're not alone!

Have a great life!

Reis's mengatakan...

ada tiga hal yang membuat seseorang terus hidup: love, pain, and dream. You have the three. Enjoy while it's still hot from the oven.

maiank mengatakan...

udah lama ga berkunjung..terakhir waktu romansa kok waktu balik lagi sedih lagi kak??

Alil mengatakan...

kok aku nelangsa ya baca ini...

apis emang pinter menghanyutkan alil...

Apisindica mengatakan...

@manusia: saya tahu dan yakin kalau suatu saat dia pasti akan datang.

Tak pernah bosan berdoa dan berharap agar saat itu segera tiba.

Makasih ya!!!

@reis: yakin saya punya ketiga-tiganya? :)

@maiank: kadang yang saya tulis tidak seperti yang dibayangkan. Saya menulis ketika ide itu tiba-tiba datang dan menggerakan tangan! :)

@alil: hehehe, seneng deh bikin alil nelangsa.

menghanyutkan gimana sih? alil memang yang selalu mendukung saya menulis seperti ini!

Pohonku Sepi Sendiri mengatakan...

hehe.. apakah seseorang ini kotak hadiah yg pernah dibicarakan.. yg pernah dibawa masuk agar terhindar dari hujan.. :)

*pohon sotoy

ceritayuda.blogspot.com mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Apisindica mengatakan...

@pohon: seseorang itu bisa siapa aja!

dooh pohon ingatannya kuat yah!! hehehehe

Ginko mengatakan...

Who? It could be anyone...

Apisindica mengatakan...

@ginko: i wish!!! ;)