Halaman

Rabu, 08 Juni 2011

Backpacker

Saya orangnya tidak suka diremehkan, apalagi tentang hal-hal yang sebetulnya tidak tampak dari luar. Bukan berarti karena gaya hidup yang selama ini saya jalani kemudian orang-orang di luaran sana menilai bahwa saya tidak mau diajak ini dan itu yang nampak menyusahkan. Saya bisa kalau saya mau.

Tengah tahun lalu saya ditantang untuk melakukan perjalanan backpacker ke negara tetangga. Biasa, ada promo tiket pesawat murah untuk terbang di tahun berikutnya. Merasa ditantang dan diremehkan karena teman-teman saya menganggap kalau saya tidak akan bisa, maka saya pun mengiyakan. Jadilah tengah tahun lalu saya dan beberapa teman membeli tiket untuk perjalanan Backpacker saya yang pertama. Negara yang ditujupun sebetulnya tidak asing buat saya. Singapura.

Karena terbang untuk tahun berikutnya, saya sampai lupa kalau saya ada rencana untuk pergi backpacker tersebut. Kalau saja sebulan sebelumnya pihak maskapai tersebut tidak mengirimi saya email tentang konfirmasi ulang keberangkatan saya, mungkin saya akan lupa.

Jadilah minggu kemarin itu saya mengunjungi Singapura (lagi), bedanya dengan perjalanan sebelum-sebelumnya adalah kali ini saya beneran backpakeran. Pergi hanya dengan satu buah tas gendong, dan tanpa ada embel-embel masalah hati.

Selayaknya perjalanan backpacker, saya dan 4 orang teman menginap di salah satu hostel di dekat kawasan little India. Dan ini juga pengalaman pertama saya menginap di hostel yang satu kamar berisi 8 orang penghuni campur dengan tamu-tamu yang lain. Awalnya saya takjub dengan suasana kamarnya, tapi selama ada kasurnya pikiran saya aman. Dan untuk pertama kalinya pula saya tidur di ranjang tingkat bagian atas. Seru juga ternyata, karena harus mikir-mikir kalau mau banyak gerak takut si bule di bawah terganggu. Harus hati-hati pas turun tangga biar tidak jatuh dan tidak menimbulkan banyak suara.

Perjalanan kali ini, saya total mengikuti apa yang sudah direncanakan teman-teman saya. Turun naik MRT, jalan kaki, istirahat sambil curi-curi tidur siang sebentar di mushola, makan di tempat makan murah yang setiap mau makan yang pertama dilihat adalah harganya dan bukan menunya dan harus nasi. Semuanya menyenangkan, dan saya tidak mengeluh. Kecuali bagian gerahnya karena Singapura kemarin itu sedang benar-benar panas amat sangat. Tapi keseluruhan perjalan backpacker kemarin sungguh menyenangkan, dan saya tidak kapok. Catet, saya tidak kapok.

Bukan ke Singapura kalau tidak belanja, dan meskipun judulnya backpacker tetap saya dan teman-teman ‘menyempatkan’ diri untuk mengunjungi orchard semalaman. Dan karena ketertarikan masing-masing berlainan, maka kami memutuskan untuk berpencar dan berjanji untuk bertemu di tempat yang sudah ditentukan pada jam yang sudah ditentukan juga. Dan ini kesempatan bagi saya untuk melipir bertemu dengan calon mertua (tidak jadi) yang sebelumnya sudah janjian untuk bertemu. Sepertinya mereka masih sayang sama saya, meskipun anaknya sudah tidak (sedikit curcol). Mereka membawa saya makan di restauran yang lumayan dan membelanjai saya beberapa barang. Kata mereka mumpung Tangs lagi sale besar-besaran. Saya bukan memanfaatkan keadaan, tapi kalau dikasih saya tidak menolak.

Inti dari perjalanan kemarin ke Singapura, Backpacker itu hanya slogan saat pergi karena pulang dari sana saya tetap menjadi miss jing-jing. Tapi saya tidak kapok lho buat pergi backpacker, jadi kalau misalnya ada yang mengajak saya untuk backpacker lagi. Asal cocok dengan jadwal kerjaan, saya pasti mengiyakan. So, anyone???

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Wow ... walau cuma backpacker ke negeri tetangga, tapi asyik juga tuh.

Enno mengatakan...

ahahaha... aku aja yg cewek ga pernah jd miss jinjing klo pulg backpacking... ada yg nitip2 aja klo kebanyakan ditolak :))

tp ga seru ceritanya ga detail ah...
trus fotonya mana? satu bijiiii aja... si apis meni pedit ih! :))

Apisindica mengatakan...

@mas arik: iya mas, meski cuman ke tetangga sebelah tapi seru juga kok!

@mbak enno: ini bukan yang nitip mbak, tapi banrang2 aku semua. hehehe, lebih parah. Yah suka sayang aja kalo ada baju2 bagus tapi nggak dibeli :)

igh, ini kan bukan laporan perjalanan jadi nggak detail. kalo detail takutnya menyaingi blog tetangga. #alasan