Halaman

Selasa, 11 Januari 2011

Kita

Hey, ternyata kamu benar. Aku tidak sekuat apa yang aku bayangkan. Roboh juga akhirnya aku di ujung sua kita yang terakhir. Luruh bagai petal-petal bunga yang tak lagi kuat menahan kencang angin di musim gugur yang mengigilkan. Berserakan.

Pernah aku sesumbar bilang kalau aku bakalan sanggup melewati rentang ini. Menyiasati dan memanipulasinya hingga tak ada lagi koordinat yang berjauhan. Ternyata aku salah, bagaimanapun jarak adalah jarak. Memisahkan dua titik dan membuatnya saling bersebrangan. Kadang bisa ditarik garis lurus diantara keduanya, tapi tidak setiap waktu. Ada barier-barier yang membuatnya tetap harus terpisahkan.

Tapi kamu tidak perlu khawatir, meskipun aku sempat tersungkur, itu tidak akan merubah apa-apa. Anggap saja setiap perpisahan itu adalah sebuah undakan yang justru akan mengantarkan kita pada puncak yang sudah kita reka. Semacam ujian kenaikan kelas.

Kalaupun ada air mata, itu hanya pengaruh suasana. Sekuat apapun kita mencoba berdiri, perasaan tidak akan bisa dibohongi. Bakal ada sesuatu yang kurang ketika kebersamaan kemudian digantikan dengan ketidakadaan meskipun itu sifatnya sementara. Semua kuat lambat laun akan terkikis dan kemudian menebal kembali untuk terkikis lagi. Dan lagi. Ibarat siklus, putarannya akan mengantarkan kita pada hal yang itu-itu juga. Tapi dalam kasus ini, aku yakin semakin banyak putaran semakin kencang awahan yang kita simpan untuk lepas dari kungkungan.

Aku berjanji, tidak akan ada lagi sedih bekepanjangan. Kalaupun ada, cukuplah sehari ketika kita berpisah (lagi-lagi) di bandara. Setelah itu tak boleh lagi ada alasan untuk bersedih atau mengurai air mata. Perpisah itu menjanjikan sebuah pertemuan, jadi untuk apa diratapi. Perpisahan itu menguatkan, menguntai helai demi helai kepercayaan menjadi tali yang justru akan mengikatkan kita. Aku dan kamu. Selamanya.

Hari ini 11 Januari 2011 (11111). Angka cantik. Dan hari ini aku ingin mengucapkan selamat ulang tahun untukmu. Semoga banyak harap yang akan terwujud dalam kehidupanmu sekarang hingga nanti. Maaf sekali tidak bisa memelukmu seperti yang sudah kamu lakukan ketika ulang tahunku kemarin. Tidak ada juga kado istimewa atau sekedar kejutan menyenangkan yang seharusnya bisa aku siapkan. Cukuplah yakin kalau aku senantiasa ada. Berdiri dalam jarak yang tidak dekat tapi nyata. Bisa diandalkan.

Semoga di usiamu yang sekarang, kamu lebih bisa memaknai hidup sesuai dengan apa yang kamu inginkan. Menghargai setiap jengkal usaha untuk mencapai cita tentang kita. Tak perlu banyak bicara karena aku tahu kita memiliki keinginan yang sama. Terima kasih untuk selalu membuat bentuk hati di dadaku senantiasa berbentuk utuh. Dan aku harap, aku juga bisa melakukan hal yang sama untukmu.

Dengar, yang mengalun bukan lagu selamat ulang tahun seperti biasanya. Tapi lagu tentang kita, lagu yang kemarin kita dengarkan hingga nyaris gila : With you is where I'd rather be. But we're stuck where we are. And it's so hard,you're so far. This long distance is killing me. I wish that you were here with me. But we're stuck where we are. And it's so hard,you're so far. This long distance is killing me. (long distance by Bruno Mars)

5 komentar:

Enno mengatakan...

ya ampuuun.... itu lagu gue juga kayaknya...

hiks....

*mulai sesenggukan*

Farrel Fortunatus mengatakan...

Kadang ku kuat setegar karang
Kadang ku rapuh lemah liar merana...
(lho kok jadi lyric lagu wanita biasa - KD ya? he he he...).

Apisindica mengatakan...

@mbak enno: nggak maksud bikin nangis lho!!! *lari nutupin air mata :)

@farrel: soooooooooo diva! :)

Poppus mengatakan...

say, gw mau ngirim imel ke lu tapi gw lupa imel lu. Pm me as soon as possible yaa. Gw ada titipan email buat lu

Apisindica mengatakan...

@poppus : udah gw kirim via offline message yah! :)