Halaman

Senin, 13 September 2010

Jangan Dibandingkan

Bukankah ini hanya masalah waktu? Begitu aku membatin ketika pertanyaan itu berputar berulang-ulang memasuki gendang pendengaran.

Selayaknya kelahiran, kita tidak pernah bisa memilih kapan kita dilahirkan. Semua sudah disuratkan tanpa bisa ditawar. Tertulis bagai cetak biru DNA yang terus dihasilkan dari untai yang tidak pernah bisa diubah. Mengikuti takdir.

Semua hanyalah soal waktu. Tidak lebih. Hanya kadangkala waktu nampak tidak berpihak pada seseorang, dalam kasus ini kepadaku. Jadi jangan bandingkan aku dengan mereka yang justru dipihaki oleh waktu. Jangan bandingkan sesuatu yang sebenarnya tidak bisa dibandingkan. Memaksakan hanya akan menempatkanku sebagai objek yang selalu kalah, digerus waktu yang terus melaju tanpa bisa dilihat sebagai sesuatu.

Aku sebetulnya tidak bosan mendengar pertanyaan itu menggaung berulang-ulang seperti teriakan di bibir sumur yang meraung dipantulkan berkali-kali. Sudah sangat wajar pertanyaan itu mengarah kepadaku, mengingat angka yang seakan tercetak nyata di keningku. Dua angka yang setiap tahunnya berubah ketika aku sampai pada saat yang dinamakan ulang tahun. Waktu tidak bisa ditahan, membuat ulang tahun seakan terjadi hanya dalam hitungan hari. Mengantarkanku merangkak pada usia yang menurut mereka tidak lagi muda.

Tapi bukankah angka itu hanyalah angka. Angka tidak bisa dijadikan takaran, bukan ukuran atas seseorang sudah pantas atau tidak. Bukan juga gambaran dari sebuah fase kedewasaan. Tua tidak sama dengan dewasa. Angka tidak sama dengan matang. Angka hanya sebuah tanda sudah sejauh mana kita berjalan. Menapaki titian waktu dari titik nol dulu.

Aku tidak sedang berlari menghindar karena sampai kapanpun hal ini harus aku hadapi. Menghindar bukan suatu penyelesaian. Berlari hanya akan memberiku muatan lebih dalam beban yang sudah aku pikul sejak lama. Sejak menurut mereka aku sudah cukup untuk menentukan. Aku hanya tidak ingin dibandingkan. Semua hanya masalah waktu. Cukuplah membandingkan aku dengan mereka yang lebih cepat memutuskan, atau dengan mereka yang dalam takdirnya sudah tercatat lebih cepat keluar dari kesendirian.

Takdir tidak bisa digugat. Mungkin bisa diubah sedikit dengan doa. Tidak perlulah kalian mendengar semua doa yang selalu aku tasbihkan, karena aku senantiasa memanjatkan doa yang paling baik, yang bisa membawaku ke arah yang tidak lagi temaram.

Aku hanya minta janganlah lagi aku dibandingkan tentang hal itu melulu. Lihatlah dari sudut pandang yang berbeda. Apa yang sudah aku capai dan apa yang tidak mereka capai. Apa yang sudah aku gapai dalam kisaran waktu yang menurut kalian sudah berlebihan. Bandingkan itu dengan mereka yang selalu kalian banggakan. Aku yakin aku menang, aku yakin aku lebih dari apa yang mereka telah dapatkan.

Bukankah semua itu hanyalah masalah waktu? Menikah adalah takdir yang sudah dipersiapkan oleh Tuhan. Aku yakin akan tiba waktunya nanti ketika Tuhan sudah menentukan. Mungkin tidak sekarang, tapi pasti kelak akan dijelang.

PS: ditulis setelah momen lebaran ketika banyak keluarga besar yang (lagi-lagi) mempertanyakan.

5 komentar:

pras mengatakan...

oh begitu ya.....

jadi kapan Apis menikah?
Pake acara tunangan gak?
undangannya jangan lupa ya...
rencana nikah dimana?
pakai eo atau di urus sendiri?
trus pake foto pra-wedding kah?

(*lari cepat2 menghindari cakaran pasukan kucing persia)

Anonim mengatakan...

let me give you 5 cents of my wisdom HEHEHE... (maksudnya wisdom gw harus di bayar loh)

pertama, yg ngoceh, yg nanya, yg kepo mah org2 kampung, org2 tua, org2 udah ancient, org2 dari jaman kuda gigit besi, masa lu mau ikutin wisdom mereka yg udah ketinggalan jaman?

sering terbukti kan omongan nenek2 suka salah dan gak bisa di pake di jaman modern kan? buktinya? gw lagi malas mikir, coba lu mikir sendiri dah contoh nya hehehe...

nah... udah tau pemikiran bahwa semua manusia harus mengalami lahir, sekolah, KAWIN, BERANAK, lalu melarat di tinggal anak nya KAWIN dan BERANAK, lalu mati nya kesepian juga karena di tinggal anak nya KAWIN dan BERANAK karena anaknya sibuk sama keluarga satu nya, lupa sama org tua nya :))

so, what is the point??
semua anak pasti ingin hidup terpisah dari org tua, semua org tua pasti mau melihat anaknya sukses dan punya rumah sendiri, so again... what is the point?? toh di tinggal kesepian juga kan? :)))

jaman sudah canggih, you dont need to listen to the same old fart which is really STINK :)) bahkan super STINK sometimes

kalo org2 tanya ke gw, kapan married ato kenapa gak married, gw cuman senyum sambil jawab: "why shoud i?" kalo mereka menjawab bla bla bla bla... gw jawab lagi, "you actually feel happier or you think you have more problems after your marriage?"... bla bla bla... jawab lagi: "congratulations! you had reached the 'denial' stage" ...

at the end of the day, lets see who is happier? :)
un married person will have more $$$ to enjoy life, more free time to learn and explore the whole world kan? if you are not happy with it, maybe you belong to the same old ancient way of thinking groups... and "congratulations!!! you are going to mess up your life, badly"

Apisindica mengatakan...

@Pras :
- nikah? kapan-kapan...
- nggak pake tunanagan2, udah ketuaan
- undangan nanti dikirim by FB
- nikahnya di rumah ajah, irit
- pake Eo aja biar gak ribet
- poto prewed udah banyak, siap rilis!

huahahhaa (ngimpiiiiiiiii)

@epentje: apapun yang o tulis selalu bikin gw ngakak. hiburan tersendiri. makasih yah!!!

(ngakak sambil mikir)

Anonim mengatakan...

intinya, kalo ada org kasih lu pertanyaan yg berat banget di pikul, kenapa lu pikul? lu balikin lagi pertanyaan nya biar dia yg pikul, ya gak?

kalo org tanya kenapa gak married? lu tanya lagi, emang dia udah married lantas hepi toh? masalah juga tetep datang, even more kan?

kalo org bilang, kenapa lu bodoh? lu tanya lagi, emang nya kalo pintar kayak mereka lantas bisa lebih tenang hidup nya?

kalo org bilang, kok jelek? lu tanya, lah? kalo cakep lantas juga jadi nya gak bakal patah hati?

so? kembalikan pikulan nya ke mereka dong, jangan di pikul, BODOH!!!! :))))

Apisindica mengatakan...

@epentje: huahaha, kurang ajiyaaaar bilangin gw bodoh! :)

beban gw banyak. Pengen belanja banyak tapi duitnya terbatas. Siapa yang suruh mikul?

pengen jalan-jalan keliling Eropa, tapi juga cuti gw terbatas. siapa yang suruh mikul?

hihihi...thanks yah!!!