Halaman

Senin, 02 Agustus 2010

Hero

Dia ditinggal ayahnya ketika masih berumur 2 bulan. Umur yang pastinya belum bisa menginderai dengan pasti mana laki-laki yang akan dipanggilnya ayah kelak. Apalagi sejak lahir dia selalu ditinggal berperang, dan perang itu juga yang kemudian merenggut nyawa ayahnya. Timah panas bersarang di dada sebelah kanan laki-laki yang seharusnya akan dia panggil ayah. Laki-laki yang wafat ketika bertugas memberantas pemberontakan PRRI di Padang.

Sejak itu dia menjadi yatim. Beruntung ibunya sangat menyayanginya. Mendidik dan mengajarkannya untuk menjadi seorang pahlawan seperti ayahnya. Dia juga tidak lantas kehilangan figur seorang ayah karena beberapa tahun kemudian dia mendapatkan ayah baru. Ayah tiri yang juga menyayanginya dengan sepenuh hati. Dari bukan ayah biologisnya itulah dia belajar bagaimana menjadi seorang laki-laki, menjadi seorang ayah kelak yang kasih sayangnya tidak pernah luntur seiring usia.

Hari ini dia tepat berusia 54 tahun. Dan pada usia itu sebenarnya dia sudah menjadi seorang pahlawan.

Memang dia bukan pahlawan yang berperang melawan ketidakadilan. Bukan pahlawan yang namanya diagungkan karena pernah memanggul senjata memberantas segala bentuk pemberontakan. Tapi dia tetap menjelma menjadi seorang pahlawan, tanpa perlu sertifikat maupun pengakuan luas dari orang luar. Dia tetap seorang pahlawan, terutama bagi saya.

Pahlawan itu saya panggil Papih.

Hari ini Papih Saya berulang tahun yang ke-54. Pahlawan hidup saya yang telah mendedikasikan semua waktu dan pemikirannya untuk membesarkan saya, hari ini merayakan hari jadinya. Usia yang tidak lagi muda, tapi tetap bersemangat dalam menjalani hidup. Demi keluarga termasuk saya di dalamnya.

Dia, Papih saya, yang tidak pernah mendapatkan figur ayah kandungnya justru menjelma menjadi seorang ayah yang paling sempurna di mata saya. Ayah yang tahu bagaimana menempatkan diri menjadi seorang ayah, teman maupun sahabat bagi saya. Saya bangga terhadap dia, pemikiran dan dedikasinya. Selamanya.

SELAMAT ULANG TAHUN PAPIH...
Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan lahir batin, memberi rizki halal yang tidak pernah berhenti, dan menjadikan sisa umur Papih bermanfaat bagi kemaslahatan umat. Amiin.

Terima kasih juga untuk tidak pernah segera meminta cucu dari saya, padahal saya tahu di umur yang sudah mulai senja pastinya Papih mengharapkan kehadiran cucu di tengah keluarga kita. Nanti yah Pih, soal cucu akan Apis usahan segera bagaimanapun caranya. Tapi kalau cucunya cina boleh kan ya Pih? (keukeuh)

I do love you Papih!

9 komentar:

vaan11 mengatakan...

Selamat ulang tahun, Papih.. :)

Btw, cucu cina?

Enno mengatakan...

selamat ulang tahun buat papihnya apis! semoga panjang umur dan sempat bermain dengan cucu dari apis ya om!


apis., buruan tuh!

hehehehe

BaS mengatakan...

cina? Hahahahaha....jodoh kok rasis!
Btw....met ultah buat papihnya apis! Dijaga tuh kang mimpi papihnya buat menimang cucu.....semoga cepet! Amiien....

Poppus mengatakan...

Selamat ultah buat papih ya saay. Usia bapak kita berdua sama, toss!!. 54 mah belum senja dong aah,kalo istilah kucing mah,masih kuminciiirr hahahaha

Farrel Fortunatus mengatakan...

Selamat ultah buat Papi nya apis, wish u all the best pokoknya mah...

Apisindica mengatakan...

@all: makasih yah semuanya atas doa dan pengharapannya. semoga dibalas Tuhan. amiiiin!

-Gek- mengatakan...

waaa, tulisan yang bagus. :)
Semoga Papihnya selalu sehat ya..

Kenapa musti cina??
:)

Apisindica mengatakan...

@gek: makasiiih. amiiiin...

kenapa harus cina? hmmm...gak tau gw juga. Kenapa yah harus cina?!!! :P

Ms. Grey mengatakan...

Happy Belated B-day buat papinya Apis. Maap telat tau, abis udah lama ngga buka blog karena sibuk.