Halaman

Jumat, 10 April 2009

Karena Genetik Bukan Sih?


Kemaren-kemaren gue dikenalin temen sama seseorang yang katanya sedang bikin proyek buku dengan tema gay. Kenapa dikenalin sama gue? Alesan temen gue itu karena si penulis pengen mengulik alasan seseorang jadi gay dari segi genetik, dan karena temen gue itu tahu kalo gue orang genetik makanya dia merekomendasikan gue ke penulis itu. Misuh-misuh mode on sih sebenernya, karena gue nggak ahli-ahli amat di bidang genetika, apalagi genetika manusia. Secara yang banyak gue otak-atik kan genetika mikroba, itupun masih dalam tahap belajar.

Tergelitik dengan pertanyaan dasarnya, apakah gay itu memang tertulis secara genetik dalam DNA seseorang?

Menurut gue dan hasil pembelajaran selama ini, semua orang (laki-laki tentunya) sebetulnya memiliki kecenderungan untuk menjadi gay. Yang artinya, kecenderungan itu tertulis dalam untaian pita DNA. Masalahnya pada lokus mana, atau di DNA bagian mana sifat tersebut tersimpan sampai sekarang belum dengan jelas diketahui. Sayang gue tidak bermain di lini genetika manusia, kalau iya pasti hal itu bisa gue jadikan tema desertasi gue. Siapa tahu bisa membuka tabir misteri selama ini.

Berarti kalau sifat gay itu tertulis secara genetik, semua orang pasti bisa jadi gay? Jawabannya iyah. Hanya saja ekspresi dari gen dan DNA tidak sesederhana itu. Tidak lantas kalau tertulis dalam blue print DNA pasti akan terekspresikan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi ekspresi dari suatu sifat dalam gen, dan faktor yang paling besar adalah lingkungan. Jadi kalau lingkungan tidak mengarahkan maka gen itu sifatnya tidak akan terekspresikan yang berarti seseorang tidak akan menjadi gay.

Faktor lingkungan (Promotor) yang seperti apa yang mengarahkan seseorang menjadi gay? Semua faktor lingkungan seperti pola asuh yang salah, trauma masa kecil, kehilangan figur ayah, ibu atau ayah yang terlalu galak, PERGAULAN, adalah faktor-faktor lingkungan yang paling mengarahkan seseorang untuk menjadi seorang gay. Semua faktor lingkungan itu akan terekam di memori otak kemudian lambat laun mengarahkan gen “penyebab” gay menjadi terekspresi. Mekanisme ilmiah logisnya gak perlu gue urai secara rinci yah, nanti keblenger. Butuh bersemester-semester untuk memahaminya.

Masalahnya kok ada yang ngondek dari kecil? Apakah ngondek itu juga tertulis secara genetik? Kok ada yang jadi gay ketika udah remaja atau dewasa? Semua itu juga kembali ke faktor lingkungan sebagai promotornya. Anak kecil ngondek itu bukan karena pure genetik, tapi faktor lingkungan sedemikian kuat mengarahkan dia sehingga terjadi salah pencitraan akan dirinya. Mana ada sih anak kecil (laki-laki) yang notabene belom tahu apa-apa lebih milih maen boneka dibanding gundu. Dan perlu diingat kalau ngondek juga tidak ada hubungan secara langsung dengan hormonal. Yang ngondek itu dijudge kelebihan hormon estrogen dibanding testosteronnya. Bisa aja sih tapi tidak selalu. Kesalahan pencitraan diri tidak mempengaruhi oversekresi dari hormon seksual.

Trend yang terjadi di masyarakat belakangan ini adalah orang yang menjadi gay setelah dewasa. Itu jelas bukan karena kesalahan pencitraan diri. Masa laki-laki kekar, macho, nggak ngondek salah mencitrakan diri. Bisaanya hal ini dipengaruhi oleh PERGAULAN, ingin coba-coba yang tiba-tiba keterusan, atau entah karena selama ini memang denial akan kenyataan dirinya, dan ketika dia berdamai dengan hatinya dia merasa nyaman. Tapi yang pasti pergaulan merupakan faktor lingkungan yang paling menentukan apakah seseorang itu akan menjadi gay atau tidak. Nggak heran kan kenapa jadinya di Jakarta sekarang banyak sekali gay, BANYAK PROMOTORNYA!

Tolong dibedakan juga antara gay dengan transeksual karena mereka itu jauh berbeda. Gay hanya bermain di area mindset yang artinya hanya pikirannya saja, hanya orientasi seksualnya saja, tidak lantas merubah diri menjadi seorang wanita lengkap dengan pakaiannya kalau dia berperan sebagai “wanita”nya. Sedangkan untuk kaum transeksual, selain bermain di area mindset mereka juga ada kecenderungan untuk merubah tubuhnya dan berpakaian layaknya seorang wanita. Yang ini yang bisaanya dipengaruhi oleh hormon.

Mungkin masalah transeksual dengan oversekresi hormon sehingga terjadi ketidakseimbangan hormon bisa dibahas lain waktu, yang ini aja udah kepanjangan. Makin panjang takutnya makin banyak salahnya. Kalau ada yang mau berpendapat atau menyanggah silahkan. Gue tunggu, siap tahu jadi forum diskusi yang menyenangkan.

2 komentar:

montirmanusia mengatakan...

pak, aku ada bukunya... tapi taruh mana ya? Kalo gak salah udah aku kasih ke days deh...
Atau masih di aku ya???

Apisindica mengatakan...

Minjemmmmmm!!!1