Aku selayaknya dia adalah pemuja drama, tapi kami selalu
meletakannya di halaman tanpa pernah sekalipun membawanya masuk ke dalam.
Katanya ini adalah hubungan ala orang dewasa. Hubungan yang
tidak perlu mengumbar banyak kata cinta ke udara. Hubungan yang tidak patut
dibumbui oleh drama banyak babak yang justru akan menjerumuskan hubungan itu
sendiri pada sebuah prahara. Awal dari kehancuran karena terlalu banyak intrik
seperti sinetron striping yang selalu mencari-cari alasan untuk memperpanjang
durasi tanyang.
Tidak. Aku tidak keberatan. Aku justru ditantang untuk terus
belajar, bukan hanya belajar menerima ketidakbiasaan karena ternyata aku
sekarang tidak sendirian. Tapi juga belajar bagaimana merebahkan tangguh,
melunturkan ego dan meredam letupan emosi tak perlu demi sebuah tujuan yang
lagi-lagi tidak diperbincangkan secara mendalam. Katanya orang dewasa sudah
saling tahu kemana tujuan akan dilabuhkan. Diskusi berkepanjangan hanya
menghabiskan banyak energi dan seringkali malah saling berbenturan emosi.
Bagaimanapun sudah sedemikian lama aku sendirian. Terbiasa
memutuskan banyak hal tanpa meminta pandangan orang lain termasuk pasangan.
Kesendirian membuat aku sedemikian mandiri, kesendirian membuat aku merasa mampu
melakukan ini dan itu tanpa bantuan dari siapapun. Kesendirian membuat aku
terninabobokan nyaman. Tidak lagi mencari karena otak seperti sudah
teraklimatisasi. Buat apa berdua kalau dengan sendiri semua juga bisa dijalani.
Dan aku dikagetkan. Terkejut dengan banyak ketidakbiasaan
yang ternyata harus dikompromikan. Terbelalak oleh perasaan yang jauh lebih
nyaman ketika melakukan hal remeh temeh seperti melaporkan dimana posisi kita
sekarang. Dulu tidak pernah ada yang peduli dimana aku berdiri. Tidak pernah
ada yang mencari ketika malam-malam justru aku habiskan dengan melakukan hal
yang aku senang. Sebut saja sekarang aku jet lag.
Tidak ada yang tidak bisa dipelajari. Begitupun hubungan ala
orang dewasa yang sekarang ini sedang aku jalani. Hubungan tanpa banyak telpon
berdering untuk saling mengawasi. Hubungan minim interogasi karena kami mencoba
untuk saling mempercayai. Menganggap bahwa semua akan terpulang pada janji yang
diucapkan ketika semua ini dimulai.
Aku mencintainya, dan dia tahu itu. Dia mencintaiku dan
akupun mengetahuinya. Kalau sudah begitu kenapa harus saling berlomba untuk memamerkan
rasa cinta?
4 komentar:
saya sebenar nya sdh cukup lama scr rutin mengikuti blog Mas Apis... seolah saya mengikuti semua kjadian dlm hdp Mas... dan jg krn bbrp kjadian serupa yg saya alami... spt kali ini...disaat yg sama... saya jg mnjlani apa yg Mas alami...
Nice Blog... tetaplah menulis...
@anonim: terima kasih sudah rutin datang dan mengamati semua pertunjukan yang dihidangkan.
satu pertanyaan, kenapa masih menggunakan anonim? :)
bisa kontak saya kalau misalnya mau banyak berbicara dan diskusi tentang banyak hal. meet me at apis.indica@yahoo.com
ohhhh....
berarti aq juga sedang menjalani hubungan ala orang dewasa dong ya?
habis pacarku juga ga pernah tuh yg ribet nelpon nanya lg dimana and the bla bla...
aq kira tdnya hubungan macam begitu hubungan ala orang2 cuek :(
*malah curhat*
wkwkwkwkwkwkk
btw, seneng lah klo kang apis uda punya pacar...qiqiqiqi
jadinya kan ada yang bisa di "pamerin" ke ibunya kan apis....wkwkwkwk
long last y kang
@Glo: kadang saru sih mana hubungan cuek sama hubungan orang dewasa. hahaha
igh inimah cerita biasa aja kali bukan tentang akuuuuuu. Masaaaaaaaaaa??? :))
Posting Komentar