Perbedaan usia kita memang bisa dibilang relatif jauh. 6
tahun bukan rentang waktu yang sebentar, karena dalam rentang waktu tersebut
ketika aku sudah bisa membaca dan memutuskan ingin memakai baju yang mana, kamu
baru saja mengenal dunia. Menyesap udara untuk pertama kalinya sehingga
memenuhi alveoli sampai dadamu menggembung dan kamu menangis bingung. Sejauh
itu perbedaan usia diantara kita.
Harusnya perbedaan yang sedemikian jauh membuat kita
terdampar di dimensi yang berbeda. Aku bisa memberikan pandangan dari sudut
kedewasaan yang tertempa usia, sementara kamu bisa membawaku pada permainan
seru yang sesuai dengan usiamu. Berlarian seperti tidak tahu malu sambil
sesekali berpegangan tangan atau mencuri-curi berciuman ketika film baru saja
diputar. Kedewasaan yang berpadu dengan kekanak-kanakan yang menawan. Pola
pikir matang yang dikawinkan dengan canda riang tak kenal batasan.
Harusnya seperti itu. Mestinya itu yang berlaku.
Tapi kenyataan jauh dari apa yang seharusnya. Kamu yang
terlalu berpikir melebihi batasan umurmu kadang-kadang membuatku sulit untuk
bergerak, bahkan untuk mengekspresikan rasa cinta secara sederhana. Kamu selalu
merasa bahwa hidupmu adalah masalah. Bahwa kamu tidak seperti kakak-kakakmu
yang menjadi kebanggaan ibu bapakmu. Bahwa kamu adalah petaka karena kemudian
tidak menjelma menjadi sosok yang selama ini kamu reka. Kamu merasa kamu lemah,
bahkan ketika hanya disuruh melangkah. Kamu gundah
Aku, yang awalnya merasa seru, merasa tertantang untuk
selalu hadir karena selalu merasa dibutuhkan kemudian menjelma menjadi bosan.
Bosan karena ketika seharusnya kita berpacaran seperti orang-orang kebanyakan,
kita malah larut dalam pemikiran panjang yang sebetulnya bisa saja diabaikan.
Kita yang seharusnya menikmati apa itu cinta, malah tenggelam dalam percakapan
tiada ujung yang justru membawa kita tidak kemana-mana. Berputar dari satu
masalah ke masalah berikutnya. Terikat dari satu penyesalan ke penyesalan
setelahnya.
Aku bosan meski tidak aku padamkan rasa cinta yang tumbuh
secara keseluruhan. Mencintai orang yang umurnya jauh dibawahku harusnya
membuatku menjadi sesuatu yang baru. Seseorang yang bisa memadumadankan
kedewasaan dengan sifat kekanak-kanakan yang harusnya kamu miliki. Tapi kita
gagal total. Aku yang sebetulnya gagal, karena kemudian aku keburu bosan. Aku
menyerah. Aku melangkah sendirian meninggalkanmu yang sedemikian gamang.
Kadang aku merasa bahwa cinta yang aku punya melebihi
kapasitas yang seharusnya. Sudah banyak jalan aku coba sekedar untuk
menyemangatimu, memberimu asupan cara pandang baru. Tapi kamu bergeming, kamu
tetap dengan perasaan rendah dirimu. Hidup dengan perasaan bahwa apa yang kamu
jalani selama ini adalah kesalahan, padahal menurutku itu adalah sesuatu yang
krusial seperti jurusan yang kamu ambil di kuliahmu. Kurang apa coba? Kamu kuliah
di tempat yang seluruh orang (seharusnya) bercita-cita masuk situ. Kamu kuliah
di jurusan dengan passing grade top five di kampus itu. Kamu sudah lebih dari
hebat. Menurutku.
Tapi ketika kamu selalu beringsut karena masalah-masalah
yang sebetulnya hanya bercokol di dalam kepala, aku kemudian menyerah. Memilih
mengemasi hati dari perasaan yang tidak bisa dibohongi. Aku masih mencintaimu
tapi aku merasa gagal untuk terus merasa diandalkan. Aku memilih pergi. Membawa
perasaan yang masih mengkristal di dalam hati untuk dicairkan lagi suatu hari
nanti.
Hari itu tidak pernah tiba, setidaknya sampai saat ini. Kamu
masih seperti kamu yang dahulu, yang hidup dengan masalah-masalah yang hanya
hidup di dalam kepala. Padahal kariermu bagus luar biasa, tinggal di negara
maju dengan penghasilan yang bisa membuat orang menganga. Masih kurangkah
semuanya sehingga kamu lebih memilih tinggal di dalam masalah yang kamu buat
sendiri?
Aku bukan aku yang seperti sepenuhnya dulu. Aku tidak lagi
terlalu mengambil pusing atas apa yang kamu khawatirkan. Tapi anehnya, rasa
cinta itu masih ada. Bercokol tak mau pergi malah berkarat padahal sesungguhnya
aku selayaknya sudah sekarat.
Hey kamu! Aku rindu....
8 komentar:
Hey Hey siapa diaaaa hihihi... Ah sepertinya aku tau :p
@jo: emang siapa siiiiih? Hahaha, sok tau deh jo inih! #jambak
alveoli tuh apa ya kang? #efektidurkalaupelajaranbiologi
wkwkwkwkwkwkwk
@glo: alveoli itu adalah ujung paling halus dari paru2. Dia berbentuk gelembung halus tempat pertukaran oksigen dari saluran pernafasan ke dalam pembuluh darah. #serius
Ga ngomongin aku kan?
hehehehe.. Manusia ga pernah puas.. inget yahh..
@gek: emang kita pernah pacaran yah? Atau kamu ngarep pacaran sama aku? Huahaha #ditonjok
Hi keluarga blogger ku...
sungguh aku merindu kamu....
Seorang indigo lagi buntu karena otak terlalu kacau...
Nggak bisa berkisah di rumah moody dulu...
Sedang mencoba berkisah dengan cara yang lebih ringan..
kunjungi rumahku yang lain yaaaa...
yang berminat sama urusan kecantikan:
plumblush
yang berminat sama urusan fotografi:
mofoto
-N-
hellow...
begitulah cinta... deritanya tiada akhir...
hehehehe
apakabar mas????
-N-
Posting Komentar