Saya tidak mengerti bagaimana memindai datangnya hilal
sebagaimana saya tidak bisa membaui bagaimana datangnya mimpi. Tapi sekian lama
diuji seharusnya tahun ini dengan berbeda saya lalui. Bukan mengenai kepasrahan
karena untuk yang satu itu, tahun ini kepasrahan saya sudah berganda beberapa
kali. Beranak pinak pada tingkat yang mungkin tidak bisa lagi dimengerti.
Tahun ini seharusnya ada yang berbeda. Bukan perbedaan
mengenai perhitungan derajat kemunculan hilal yang terlihat melingkupi bulan.
Bukan juga perbedaan cara menterjemahkan bayangan yang bergeser dari bulan yang
bulat sempurna. Tapi semenjak berpisah dengan Ramadhan tahun lalu, saya
mempunyai mimpi.
Bukan bermimpi soal ketakwaan, karena saya tahu setiap saat
ketakwaan saya harus menuju ke arah yang terus membaik. Bukan bermimpi soal
pahala, karena semua itu hanya Tuhan yang kuasa. Bukan juga bermimpi mengenai
pengampunan, karena itu pengharapan semua insan. Keluar menjadi manusia baru seperti anak bayi yang baru dilahirkan
dari buaian. Polos. Tanpa noda.
Tahun ini saya datang dengan camping yang tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Masih berlumur dosa yang sama karena ternyata saya seperti mencandu tak mau berlalu. Bukan bentuk pemberontakan karena mimpi saya tidak bertemu realisasi. Bukan bentuk pembangkangan karena ternyata saya masih merasa tersisihkan. Saya hanya merasa tidak punya pilihan. Berdiri diantara dua hal yang menyulitkan.
Saya tahu benar apa itu dosa. Saya faham benar apa itu
haram. Seandainya saja saya bisa menghindari dosa dan haram seperti pengetahuan
dan pemahaman saya mengenai keduanya. Sayang lagi-lagi saya lalai, saya terbuai
sehingga saya kembali lagi pada hitam. Hitam yang memabukkan. Hitam yang
meninabobokan.
Saya tidak patah arang. Saya tahu Tuhan sayang, makanya tahun
ini saya kembali datang. Mengharap pengampunan. Meminta pencerahan karena siapa
tahu setelah Ramadhan tahun ini hidayah datang dan membuat saya kembali
“pulang” atau paling tidak membuat saya lebih ikhlas menerima segala ketentuan.
Tidak berontak atau mengajukan banyak pertanyaan yang sebetulnya tidak perlu
jawaban.
Tahun ini saya datang, bukan hanya meminta pengampunan dari
Tuhan tapi juga dari semua handai taulan. Mulut saya cuma satu, tapi darinya
sering muncul serapah seperti yang tidak pernah dibilas wudhu. Menyakiti banyak
orang baik sengaja maupun tidak disengaja. Hati saya tidak ada yang tahu, tapi
sering muncul lintasan hati yang mencurigai. Berburuk sangka. Karenanya di
momen yang tepat ini saya juga ingin diampuni. Lewat permintaan maaf yang sungguh-sungguh,
mari kita mulai Ramadhan dengan hati yang damai.
Tahun ini seharusnya ada yang berbeda karena selepas
Ramadhan tahun kemarin saya punya cita-cita. Harusnya tahun ini saya
menghabiskan Ramadhan dengan kamu. Iya kamu, jodoh aku. Mendadak suasana
menjadi bisu.
SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA SEMUANYA!!!
1 komentar:
mencandu tak mau berlalu...itu kosakata terbaru galauers y kang? *ambilpulpendannotes* *nyatett*
hehehe...aniway..met puasa y kangg...semoga puasanya jd berkah..Amin
Posting Komentar