Halaman

Kamis, 26 Juni 2014

Janji

Katanya akan ada pelangi setelah hujan, atau paling tidak akan ada udara segar beraoma tanah basah setelah debunya tergerus lindian air. Tidak ada cobaan yang akan datang terus menurus karena pada suatu saat pasti cobaan tersebut berbuah manis hasil sebuah penantian. Tidak ada yang sia-sia. Semuanya hadir untuk sebuah alasan, sebuah pembelajaran atau bisa jadi sebuah peringatan.

Akan ada indah setelah penderitaan. Pasti muncul cahaya setelah gelap berkepanjangan. Jadi kenapa harus sangsi?

Katanya hidup seperti roda pedati. Kadang berada di atas tapi pasti juga berada di bawah kecuali pedatinya sedang berhenti. Entah sesaat entah untuk waktu yang lumayan lama. Hidup mengajarkan itu. Hidup memberikan pengalaman bagaimana kita bersikap ketika kita sedang di atas. Hidup memberikan peluang untuk kita berjuang bagaimana membuat tuas memutar roda ketika kita justru sedang terjerembab di kuadran paling bawah. Hidup mengajarkan semuanya.

Kadang kita hanya lupa bagaimana rasanya di bawah. Kita terbuai dengan aroma yang memabukkan ketika kita berada di atas sehingga kita lupa bahwa dalam hitungan sekejap semua bisa berubah. Kita limbung karena kita lupa memasang kuda-kuda. Kita takut karena justru kita tidak memiliki awahan untuk melompat dan tergerus bersama tanah kering dan bebatuan yang tidak jarang membuat kita kapalan. Kita lupa bahwa dengan tergerus dan mengkapal kita akan mengerahkan sekuat tenaga untuk berjuang dan lepas dari segala macam penderitaan.

Namanya juga manusia. Selalu ingin memilih hidup pada posisi nyaman yang tidak akan mengenal halangan. Namanya juga manusia. Kemudian mempertanyakan dan menggugat Tuhan karena kenyataan tidak sesuai dengan apa yang dicita-citakan. Kita marah. Kecewa. Sedih dan kemudian meratap. Tidak salah karena semua sifat itu sangat manusiawi, tapi bukankah kita harusnya merasa beruntung karena pernah didera oleh semua perasaan tersebut. Perasaan yang justru akan mendewasakan pemikiran. Perasaan yang membuat kita semakin kuat karena kita diharuskan berjuang untuk bangkit, berdiri kemudian berlari.

Tidak ada satu orangpun yang tidak pernah berada di bawah. Kalaupun banyak yang tampak hanya mengalami kebahagiaan semenjak lahir karesa sebuah proses turun temurun dalam sebuah trah yang sudah kuat mengakar, yakinlah kalau itu hanya yang tampak dari luar. Pasti ada bagian dari hidupnya yang pernah merasa ada di bagian paling bawah dari lembah, entah itu soal perasaan ataupun soal kemandirian. Jadi kenapa harus risau? Yang paling penting adalah kita tetap berjuang dan belajar. Berjuang bagaimana keluar dari keterpurukan dan belajar bagaimana senantiasa siap ketika tiba-tiba hidup berjalan tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Bisnis hanya sebuah permainan. Kadang menang telak dan beruntung tapi kadang juga kalah terberangus banyak ketidakmenentuan. Tidak usah khawatir ataupun berputus asa. Mari kita berdoa, berusaha dan memulainya lagi. Tak perlu takut untuk melangkah setelah kita merasa kalah. Tidak perlu khawatir tidak bisa lagi berdiri setelah terjerembab dan dipaksa seperti mengerat nadi sendiri. Semua akan berubah baik. Semua akan menemukan jalan keluar karena seperti tadi sudah dibilang, akan ada pelangi setelah guyuran hujan yang seakan tidak pernah berhenti.

Jangan bersedih. Jangan kalut dan bimbang. Setidaknya ada aku di sini yang senantiasa menemani. Sekarang hingga nanti. Janji!

Tidak ada komentar: