Halaman

Jumat, 22 November 2013

Meregang Nyawa

Aksaraku mati
Semalam dia meregang nyawa di jalanan
Menyisakan cerita yang menggenang belum usai

Aksaraku mati
Tercerabut dari media tumbuhnya yang menawan
Membawa kelukaan yang tidak bisa dijelaskan
Berdarah kemudian melepas nafas satu satu

Dia datang telanjang
Membelai harapan dengan raut muka yang menantang
Kurapal dengan tangan yang sepenuhnya gemetar
Memberinya pakaian agar sesuai dengan tema dan ruang
Semenjak itu kucandu dia sampai Tuhan cemburu

Dia datang
Menemani aku yang tengah kesepian
Menarikan sebuah penghiburan dalam temaram

Aksaraku mati
Setelah beberapa kali sekarat dan akhirnya kehabisan nafas
Dia menyerah pada awal sebuah alenia

Aksaraku mati
Membusuk khusuk dalam liang tak bertuan

Aksaraku mati
Meninggalkan sebuah prosa tanpa akhiran
Meninggalkan duka di ujung sebuah pengharapan

Aksaraku mati
Dan aku yakin pasti akan hidup lagi
Nanti

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Innalillah... Jangan berhenti nulis ya..

Ceuceu mengatakan...

gara gara punya patjar jadi jarang nulis lagi yaaahh? :p