Halaman

Kamis, 14 Oktober 2010

Hanya Ingin Tahu

Hanya ingin tahu, apakah mungkin seorang teman itu statusnya berubah menjadi sesuatu yang lebih intim. Sebutlah menjadi seorang pacar?

Hanya ingin tahu juga, apakah ketika aku menerima tawaran hati dari seseorang yang awalnya sekedar teman itu salah?

Apakah itu terlalu beresiko? Aku bingung. Setiap langkah yang kita ambil dalam menjalani hidup ini bukankah juga mengandung resiko, jadi mungkin saja resiko dalam perubahan status itu adalah sesuatu yang wajar bukan? Aku hanya takut walau aku tidak tahu karena apa. Aku hanya tahu bahwa mengambil sebuah resiko adalah sebuah pelajaran juga yang tentunya mendewasakan.

Jangan suruh aku bertanya pada hati karena aku sudah melakukannya berulang-ulang, tapi jawabannya masih saru. Mungkin hati membelot dengan tidak mau menjawab, atau dia justru melindungi diriku yang sudah seringkali hancur dan merangkak lagi dari titian awal. Hati tidak mau memutuskan, dia menyerahkan tugas yang dia emban kepada logika yang aku tampung di kepala. Tapi pantaskah sesuatu yang berhubungan dengan hati ditanyakan pada logika? Bukankah yang tahu tentang hati hanyalah hati sendiri? Mereka saling melempar tanggung jawab dan membiarkan aku bagai pelanduk yang gamang di tengah-tengah.

Resiko yang paling besar sebetulnya adalah mempertaruhkan persahabatan. Hanya ingin tahu, apakah ketika ternyata hubungan yang dibangun tidak berjalan lancar, persahabatan yang dulu terbentuk masih bisa dipertahankan? Mungkinkah erat komunikasi sebelum ada embel-embel hati masih bisa dijaga seperti dulu? Itu juga yang membuat aku bingung. Kalaupun nanti dalam perjalanan waktu kita tidak bisa mempertahankan semuanya, bisakah kita kembali pada persahabatan seakrab sekarang? Aku hanya tidak ingin kehilangan seorang teman.

Hey kamu, aku tahu kamu akan membaca tulisan ini jadi sebelum kamu jauh berjalan, tolong tanyakan juga apa yang aku tanyakan pada hatimu. Apakah tidak terlalu beresiko? Apalagi kamu sudah tahu siapa aku, bagaimana aku. Tapi kalaupun kamu tetap pada pendirianmu dan mengambil resiko tersebut, mari kita tanggung bersama resiko itu. Masing-masing memikul beban yang sama berat. Aku tidak mau memberatkanmu, jadi tanyalah hatimu lagi. Pantaskah aku yang sudah kamu kenal betul bagaimana sepak terjangnya menjadi seseorang yang akan kamu titipkan hatimu?

Aku punya masa lalu, dan kamu tahu itu. Bagaimanapun aku tidak akan pernah bisa merubah masa lalu itu. Sebutlah aku sering mengenang, tapi seringkali itu hanya kulakukan sebagai wisata hati. Melakukan napak tilas pada pematang yang sudah aku lalui. Sekedar meremajakan ingatan, memberi asupan pada hati yang kerontang. Menikmati sensasi yang dulu pernah dikecap. Aku tahu pasti kalau kamu juga tahu itu.

Hey kamu, aku hanya ingin tahu benarkah langkah yang kita tempuh belakangan ini? Tidak akan menyesalkah kamu dengan apa yang akan kamu lakukan? Selagi belum pasti, tanya dulu hatimu kemudian beri tahu aku apa yang dibilang hatimu.

7 komentar:

Farrel Fortunatus mengatakan...

pepatah mengatakan: "persahabatan biasanya berakhir dengan cinta, tapi cinta ga pernah berakhir dengan persahabatan." tp entahlah kita akan tahu jawabannya setelah kita mengalaminya... jd, ga ada salahnya kok meningkatkan status sahabat menjadi pacar. good luck!!!

Anonim mengatakan...

siapa.. siapa diaaaa...

Apisindica mengatakan...

@farrel: amiiiin...thanks yah!

@anonim: kepoooooooooo....

nita mengatakan...

Gabung ya...
jalani aja dan doa, pasti Tuhan punya rencana yang indah.

Anonim mengatakan...

http://insuranceinstates.com/illinois/Chicago/J%20M%20Insurance%20Agency/60617/

N mengatakan...

Haa aku pernah ibaratnya jadi bayangan, sekitar 6tahun sm sahabatku.
Hubungan hati ini berakhir baik baik saja, walau ada sedikit riskan tadinya.
Sekarang mah udah asik-asik aja, pun hubungan kita ga pake urusan pribadi hati lagi.
nah, sahabat jadi pacar, aman2 aja,
Soal nanti berakhirnya gimana mah urusan individunya kan..
toh, karna awal perkenalan emang niatnya temenan, bukan pacaran.
Jadi menurut aku lebih tulus.
Beda sama orang yang awal perkenalan emang, mao ngegebet.

Duh, aku ko komen panjang amat nh.
Haha
lama ga singgah di blog abang yang satu ini,
Kangen akunya.
Terusin tulisan cinta2annya ya abang..
lumayan menginspirasi buat reader yang lagi gatot* kaya aku.. =D

*gatot : galau total.

Apisindica mengatakan...

@N : panggil aku apis ajah deh, nggak usah abang2an. :)

tenang, aku akan terus menulis kok! udah kecanduan..