Katanya akan ada pelangi setelah hujan, atau paling tidak akan
ada udara segar beraoma tanah basah setelah debunya tergerus lindian air. Tidak
ada cobaan yang akan datang terus menurus karena pada suatu saat pasti cobaan
tersebut berbuah manis hasil sebuah penantian. Tidak ada yang sia-sia. Semuanya
hadir untuk sebuah alasan, sebuah pembelajaran atau bisa jadi sebuah
peringatan.
Akan ada indah setelah penderitaan. Pasti muncul cahaya
setelah gelap berkepanjangan. Jadi kenapa harus sangsi?
Katanya hidup seperti roda pedati. Kadang berada di atas
tapi pasti juga berada di bawah kecuali pedatinya sedang berhenti. Entah sesaat
entah untuk waktu yang lumayan lama. Hidup mengajarkan itu. Hidup memberikan
pengalaman bagaimana kita bersikap ketika kita sedang di atas. Hidup memberikan
peluang untuk kita berjuang bagaimana membuat tuas memutar roda ketika kita
justru sedang terjerembab di kuadran paling bawah. Hidup mengajarkan semuanya.
Kadang kita hanya lupa bagaimana rasanya di bawah. Kita
terbuai dengan aroma yang memabukkan ketika kita berada di atas sehingga kita
lupa bahwa dalam hitungan sekejap semua bisa berubah. Kita limbung karena kita
lupa memasang kuda-kuda. Kita takut karena justru kita tidak memiliki awahan
untuk melompat dan tergerus bersama tanah kering dan bebatuan yang tidak jarang
membuat kita kapalan. Kita lupa bahwa dengan tergerus dan mengkapal kita akan
mengerahkan sekuat tenaga untuk berjuang dan lepas dari segala macam
penderitaan.
Namanya juga manusia. Selalu ingin memilih hidup pada posisi
nyaman yang tidak akan mengenal halangan. Namanya juga manusia. Kemudian
mempertanyakan dan menggugat Tuhan karena kenyataan tidak sesuai dengan apa
yang dicita-citakan. Kita marah. Kecewa. Sedih dan kemudian meratap. Tidak
salah karena semua sifat itu sangat manusiawi, tapi bukankah kita harusnya
merasa beruntung karena pernah didera oleh semua perasaan tersebut. Perasaan
yang justru akan mendewasakan pemikiran. Perasaan yang membuat kita semakin
kuat karena kita diharuskan berjuang untuk bangkit, berdiri kemudian berlari.
Tidak ada satu orangpun yang tidak pernah berada di bawah.
Kalaupun banyak yang tampak hanya mengalami kebahagiaan semenjak lahir karesa
sebuah proses turun temurun dalam sebuah trah yang sudah kuat mengakar,
yakinlah kalau itu hanya yang tampak dari luar. Pasti ada bagian dari hidupnya
yang pernah merasa ada di bagian paling bawah dari lembah, entah itu soal
perasaan ataupun soal kemandirian. Jadi kenapa harus risau? Yang paling penting
adalah kita tetap berjuang dan belajar. Berjuang bagaimana keluar dari
keterpurukan dan belajar bagaimana senantiasa siap ketika tiba-tiba hidup berjalan
tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Bisnis hanya sebuah permainan. Kadang menang telak dan
beruntung tapi kadang juga kalah terberangus banyak ketidakmenentuan. Tidak
usah khawatir ataupun berputus asa. Mari kita berdoa, berusaha dan memulainya
lagi. Tak perlu takut untuk melangkah setelah kita merasa kalah. Tidak perlu
khawatir tidak bisa lagi berdiri setelah terjerembab dan dipaksa seperti
mengerat nadi sendiri. Semua akan berubah baik. Semua akan menemukan jalan
keluar karena seperti tadi sudah dibilang, akan ada pelangi setelah guyuran
hujan yang seakan tidak pernah berhenti.
Jangan bersedih. Jangan kalut dan bimbang. Setidaknya ada
aku di sini yang senantiasa menemani. Sekarang hingga nanti. Janji!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar