Babak baru dalam kehidupan saya baru saja dimulai. Babak
yang seharusnya nanti saya isi dengan berbagai kebaikan dan kebenaran yang
tidak lagi penuh kompromi. Dulu sebelum sampai pada tahapan ini saya selalu
berdoa agar segera terbebaskan dari belenggu kelabu, terlepas dari area
abu-abu. Tapi sepertinya saya masih sedemikian betah terayunambingkan
ketidakpastian, hidup dengan pembenaran yang sebetulnya adalah sebuah
penyangkalan.
Waktu terus begerak tak bisa ditahan, mengantarkan saya dari
satu undakan ke undakan di atasnya. Memapah saya pada tujuan yang entah seperti
apa karena saya juga belum tahu akhir ceritanya. Dan malam ini ribuan detik
mengantarkan saya pada gerbang babak baru yang harus saya jalani. Saya masih
terjaga dalam senyap guna melakukan ritual sederhana sebelum saya melangkah
pada gerbang baru yang akan terbuka perlahan.
Saya duduk dalam perasaan sederhana. Berusaha merefleksi
apa-apa saja yang sudah saya lakukan di waktu terdahulu sebelum saya melangkah
melalui gerbang baru. Saya ingin di waktu yang masih tersisa, saya bisa
menandai hal-hal yang tidak boleh saya ulangi ketika kaki saya genap menjajak
pada babak baru yang tidak bisa saya undur-undur lagi. Saya ingin di akhir saya
merefleksi saya bisa lebur dalam perasaan syukur luar biasa karena lagi-lagi
saya masih diberi kesempatan yang luar biasa oleh Tuhan. Menjejak usia 32
Tahun.
Tidak ada pesta. Tidak ada acara keriaan semisal menghentak
lantai dansa seperti yang sering saya lakukan ketika saya mendapatkan berkah
yang sama di tahun-tahun yang telah silam. Tidak ada kue tart, tidak ada nyala
lilin. Saya hanya ingin diam sambil terus bersyukur dan bersyukur. Menghitung
semua hadiah yang telah diberikan Tuhan dalam perjalanan sebuah jiwa, termasuk
perasaan mengerti bahwa kadang banyak mimpi yang hanya bisa dipelihara sebagai
mimpi.
Saya bersukur kepada Tuhan, bahwa sampai umur saya yang
ke-32 Tuhan tidak pernah pergi meninggalkan saya bahkan ketika saya sedang
alpa. Tuhan selalu ada ketika saya sedang butuh perbincangan misterius yang
berujung sebuah ketenangan. Kapan saja dan dimana saja. Saya juga bersyukur
kepada Tuhan karena telah diberikan keluarga, sahabat, teman, teman spesial dan
kolega yang turut juga menghiasi dan memberikan arti tersendiri dalam kehidupan
saya. Tanpa dukungan dari mereka semua maka saya tidak akan menjadi
siapa-siapa.
Ijinkan saya di babak
baru ini mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
campur tangan dalam mendewasakan saya, baik dengan cara yang menyenangkan
ataupun yang menyakitkan. Semua saya maknai sebagai cara yang memang harus
dilalui agar saya keluar sebagai pemenang dan bukannya pecundang. Kalianlah
yang membuat saya menjadi sekuat ini, karena itu saya bersyukur dan berterima
kasih. Mengenal dan memiliki kalian adalah hal yag tidak akan pernah saya
sesali sampai mati.
Doa saya yang paling utama hari ini (masih) sama dengan
tahun-tahun sebelumnya, semoga saya diberi kesempatan untuk terus
bertransformasi menjadi manusia yang lebih baik dari hari ini. Merangkak dan
belajar menjadi seseorang yang hidup dalam kebenaran menurut Tuhan, bukan lagi
kebenaran menurut saya.
Tuhan, saya hanya ingin bahagia. Kalaupun bahagia menurut
saya sangat sulit untuk dikabulkan, maka ijinkan saya meminta diberi kebesaran
hati untuk berdamai dengan jalan yang telah Engkau gariskan. Ijinkan saya
meminta perasaan sederhana yang terus bertambah subur dalam memaknai takdir
yang telah Engkau tuliskan. Biarkan saya terus belajar mengerti bahagia yang
telah engkau tentukan. Amin.
Selamat ulang tahun, Jiwa!...
1 komentar:
happy birthday yuda.....semoga langkahmu semakin pasti
Posting Komentar