Isi celengan itu sudah penuh
Menunggu untuk dipecahkan hingga luruh
Aku menabungnya satu-satu
Setiap kali ada kesempatan, lewat sempit celah yang menganga aku membuatnya masuk
Mungkin yang pertama kumasukan dulu sudah seperti besi yang dimakan waktu
Berkarat
Mungkin yang pertama kumasukan dulu sudah seperti kertas yang dimakan usia
Usang
Tapi di sana mereka mengendap, membentuk fragmen perjalanan yang kutabung satu-satu
Mungkin ini saatnya kupecahkan tabungan itu
Membantingnya ke lantai hingga terburai sendu
Kemudian kupunguti satu-satu isinya seperti aku menabungnya dulu
Dan kususun menjadi sebuah deorama tak berlagu
Ternyata isinya hanya itu melulu
Meski dulu aku menabungnya satu-satu berjarak waktu
Sekarang aku menuai hasil dari apa yang kusimpan
Sesuatu yang aku jejalkan lewat celah sempit yang menganga satu-satu. Dulu
Kurekap isinya yang terburai bersama pecahan celengan
Dan isinya hanya itu. Rindu.
Rindu hasil dari menyalin wajahmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar