Lihat, hujan sudah datang lagi hampir tiap hari. Sebenarnya tahun ini tidak ada kemarau, musim membelot, menghadirkan cumbu basah di hampir setiap kesempatan. Menciptakan genangan.
Harusnya musim menjadi pertanda, semacam tonggak bahwa waktu terus berputar merobek tanggal demi tanggal. Mengikuti titah, tanpa bantah. Dalam perjalanan waktu, selalu banyak cerita yang dihadirkan. Cerita yang dijemput ketika aku sekedar istirahat menghela nafas yang sedikit tersenggal, atau ketika aku mengelap keringat yang menetes di kening. Cerita yang tidak akan pernah bisa dihapus dalam ranah ingatan. Menjadi kenangan.
Kenangan sebagaimana namanya hadir hanya untuk dikenang. Ditampilkan ketika hati sedang ingin merunut sebuah perjalanan. Entah perjalanan yang memmbahagiakan ataupun menyedihkan, tapi semuanya pasti dilakukan untuk sebuah tujuan. Berkaca.
Musim berganti tak bisa ditahan membawa waktu dulu menjadi sekarang. Mengantarkan hati dari satu perjalanan ke perjalanan berikutnya. Perjalanan yang mungkin berseri atau perjalanan yang selalu mengharuskan memulainya dari titik nol. Semuanya tidak bisa dihindari karena sudah tercatat dalam buku takdir. Aku hanya menjalani.
Masa lalu hanya masa lalu. Kalaupun aku kemudian sedikit terpaut di belakang, itu bukan karena aku memang ingin. Bagaimanapun dibutuhkan sedikit waktu untuk melepaskannya, mengikisnya perlahan dari relief yang sudah terpatri. Tidak akan bisa dilupakan, karena semua hal pasti berbekas. Sekuat apapun aku berusaha menghapusnya, semua akan muncul lagi pada saat yang seringkali tidak bisa diduga. Makanya beri aku sedikit luang untuk menjejalkan semuanya ke dalam laci kenangan. Menumpuknya dengan barang-barang usang yang memang hanya bisa disimpan. Tidak dapat dilupakan.
Aku seperti halnya kamu, pasti punya masa lalu. Punya orang-orang di waktu terdahulu yang mengisi jambangan perasaan dengan rasa yang berwarna bagai pelangi. Dan itu tidak bisa dihindari, tidak bisa serta merta dihanyutkan dalam deras perasaan yang kini kamu berikan. Semuanya mengkristal, bisa dinikmati tanpa bisa diselusupi. Biarkan begitu, tak perlu dikhawatirkan.
Kalau kamu merasa terancam maka kamu salah. Aku sudah menamatkan peranku dalam cerita masa lalu. Kalaupun untuk yang terakhir itu aku masih sering tanpa sengaja mengungkit, semua hanya masalah waktu. Detik belum cukup menyembuhkan luka yang dulu menganga. Putaran jarum jam belum dirasa lebih untuk menyelusupkan semuanya ke dalam kotak-kotak kenangan. Semua masih tanpa terduga berlarian minta ditayangkan meski baur. Membayangi langkah.
Tidak perlulah kamu cemburu pada masa lalu. Cukup yakin bahwa sekarang aku nyata. Berdiri disampingmu memapah mentari meski hujan kerap menyembunyikannya di balik kelabu. Aku ada, bersamamu meniti rasa yang pastinya bukan lagi fatamorgana.
9 komentar:
aaaaah romantiiss. Hmm, i think you will be the next andrei aksana
OMG, I loved this posted.
Why you are so romantic bro??
Grey_S
@popi: amiiiiiiiin..... (mengucapkan dengan sepenuh hati!)
@grey: makasih yah atas apresiasinya. Romantiskan cuman di gaya nulisnya aja, kalo di kehidupan sehari-hari? lo tau sendiri. hahahaha
Thanks Grey...
*meleleh*
Salam kenal Kak Apis...
@sap: salam kenal juga yah! :) berkunjung lagi lain waktu..
beraaattt, cyiiinnn...
salut buat apis..
makin terasah jiwa dan talenta nya...
@alil: apanya yg berat?? Melupakan masa lalu?? :)
Amiin, amiin, amiin. Semoga dengan menekuni apa yang saya bisa, bakal mengasah dan menemukan talenta yang belum teraba.
Makasih yah alil!!
Oh god.... gw meleleh lebih cepat dari salju diluar.... bagus bagus banget sih boooo!
@jo: hehe, salju belum semuanya turun kok udah meleleh lagi. Aku ikut berdoa untuk kebahagiaanmu disana yah Bro!! Lihat, sayap yang kamu pelihara sekarang sudah membuatmu terbang. Membebaskan...
Semoga kalian kekal selamanya...
Thanks ya Jo!! Nggak usah dipikirin pulang ke indo :)
Posting Komentar