
Dulu waktu awal-awal ngeblog, rasanya iri deh kalo liat blog orang dapet award. Kesannya itu blog keren banget (dan emang dasarnya keren). Terus pernah kepikiran, kapan yah dapet award kayak gitu? Perasaan ngeblog udah sekian lama tapi gak pernah ada yang notice kalau taman aksara itu ada. Ya iya lah, gimana orang-orang mau notice kalau gue nggak pernah woro-woro punya blog, nggak pernah blogwalking ke blog-blog yang lain dan ninggalin jejak. Kayak mimpi menang hadiah tapi nggak pernah ikutan kuis. Mustahil.
Gue terus berproses, terus menulis tanpa peduli ada yang baca atau nggak, tanpa peduli kualitas tulisan gue seperti apa karena yang ada di kepala cuma nulis dan nulis. Dari sana gue juga tahu dan kemudian ngerti sesuatu. Gimana ada yang mau ngasih award kalo tulisan gue sebegitu rupa. Nggak ada bagus-bagusnya (emang sekarang bagus??) meskipun sampai sekarang gue ngerasa, tulisan gue sangat biasa kalau dibandingkan sama bloger lain. Tapi gue kemudian menemukan sesuatu, gue ngerasa gue punya ciri khas. Permainan diksi.
Mungkin buat beberapa (banyak) orang, blog gue itu terlalu gloomy. Suram dan muram. Kesannya gue cuman bisa ngeluh, cuman terlingkarkan dengan sesuatu yang berbau sendu dan kesedihan. Gue akui itu. Tapi itu proses tanpa sadar. Ketika gue menulis, jatohnya kembali ke mendayu bahkan ketika gue menulis sesuatu yang bahagia. Gue kemudian mikir bahwa itu adalah ciri khas, kemampuan gue hanya disekitar bagaimana memainkan diksi. Gue nggak bisa nulis seringan orang, mengalir penuh makna tanpa harus membuat berpikir orang yang membacanya.
Bukan berarti gue nggak berusaha merubah style, gue selalu belajar. Gue kadang ingin nulis sesuatu yang bitchy, yang orang kemudian merasa bahwa mereka juga memiliki pengalaman ke-bitchy-an yang sama dengan gue. Atau kadang pengen nulis pengalaman gue dengan penuh humor atau muatan yang terasa ringan. Tapi hasil akhirnya selalu nggak bagus (menurut gue lho!) jadi ketimbang nggak bagus, gue kembali ke style gw yang orang bilang muram. Gue berkutat disana dengan nyaman.
Gue hanya berharap meskipun blog gue terasa muram, gue tidak menularkan aura kemuraman itu pada yang baca. Gue hanya bermaksud membagi pengalaman (yang nggak seberapa) dan mudah-mudahan ada yang bisa diambil. Kalaupun nggak ada, dilepeh lagi aja dari otak. Anggap hiburan nggak penting, sekedar intermezzo tanpa arti. Jangan jadi terbawa muram dan suram.
Kembali ke soal award, yippieee!! Akhirnya gue dapet beberapa dan dengan nggak tahu dirinya gue nggak antusias untuk mengambilnya. Sebenarnya bukan nggak antusias, tapi lebih ke malu (sejak kapan gue tahu malu?). Gue nggak ngerjain tugas dan perintahnya, jadi gue nggak ngambil. Maaf yah buat yang udah ngasih, bukan nggak ngehargain lho. Dirapel aja yah sekarang sekalian.

Award pertama dari Mbak
Enno katanya buat apisindica si lebah yang tabah (tabah karena saat itu gue lagi sibuk posting mengenai cinta bertepuk sebelah tangan gue itu). Awardnya bukan nggak antusias diambil, tapi karena ada perintahnya. Disuruh bikin puisi mengenai Indonesia. Waduh, jiwa pujangga dalam diri gue terberangus habis oleh kuliah science yang jelimet. Jadi udah nggak pernah bisa bikin puisi lagi. Maaf yah Mbak. Dengan tidak tahu malu, sekarang gue ambil meski puisinya tetap gak dikerjain.




Award kedua dari
Pohon. Awardnya boleh diambil kalau gue menuliskan 10 resensi buku yang gue baca. Nggak gue kerjain juga. Maaf. Soalnya pasti nggak asik kalo gue menuliskan 10 buku yang terakhir gue baca. Masa gue bikin resensi mengenai Molecular Biotechnology atau Microbial Physiology. Pasti nggak seru dan nggak menarik kan? (pembelaan diri lagi) Tapi beneran, sekarang jarang baca novel atau buku-buku lainnya.

Award ketiga dari
Ninneta. Mbak gue yang satu ini, ngasih award kayak ngasih baju di keranjang diskon. Banyak dan bebas mau milih yang mana aja tanpa ada tugasnya. Gue milih yang ini aja yah Mbak dengan pertimbangan lebah dan kupu-kupu kekerabatannya lebih dekat (alasan gak penting). Makasih banyak ngasih gue keleluasaan buat milih award mana yang mau gue ambil.

Award keempat dari pohon (LAGI). Buat lebah madu yang lagi main di taman aksara katanya. Awardnya dikasih pas tutup tahun kemarin. Katagori awardnya bikin bingung soalnya “smart and diligent blog”. Bingung gue itu pinter dan rajin sebelah mananya. Tapi apapun itu terima kasih buat anugerahnya yah.
Sekali lagi terima kasih buat semua yang telah mengapresiasi blog lenjeh-lenjeh yang gue buat ini. Baik yang ngefans (gue yakin nggak ada) atau buat yang antipati. Kalian semua membuat gue senantiasa ingin terus belajar dewasa. Terima kasih ya!