
Mungkin saya tidak seperti orang kebanyakan yang merindukan hal-hal romantis dari saat-saat berpacaran itu. Makan berdua, nonton bioskop bareng sambil curi-curi kesempatan pegangan tangan, atau jalan ke mall berdua, mengumbar kemesraan yang tak kasat mata.
Saya bukan tidak menginginkan itu. Tentu saja saya juga ingin mengalaminya lagi. Berjalan beriringan dengan orang yang saya cintai, menikmati setiap detik dalam moment yang tercipta. Berusaha menjaga diri padahal tidak tahan untuk menggandeng tangannya, tersenyum manis saat dia bertanya apa saya lelah karena kelamaan berputar-putar mengelilingi mall. Saya ingin mengalaminya lagi.
Tapi kalau ditanya apa yang paling saya rindukan, maka saya akan menjawab kalau saya sangat merindukan ngobrol berdua dengan orang yang saya cintai itu di kamar. Berdua. Tidak melakukan apa-apa, hanya mengobrol. Dari A sampai Z, dari sesuatu yang penting sampai gossip, dari kejadian yang menyenangkan sampai ke yang menyedihkan. Saya rindu melakukan hal tersebut.
Buat saya ngobrol berdua dengan kekasih adalah sesuatu yang intim,romantis. Sesuatu yang bisa menambah kadar sayang saya terhadap dia. Melihat wawasannya dalam memandang sesuatu, mengamati pola pikirnya, menikmati setiap kata yang terucap dari bibirnya, perubahan raut mukanya ketika tidak setuju dengan bantahan saya. Semuanya membuat batin saya penuh.
Hal lain yang mungkin menurut kebanyakan orang aneh, adalah saya rindu melihat pasangan saya asyik dengan laptopnya sementara saya biasanya menonton TV. Di kamar, berduaan, hening, hanya ada suara dari TV yang entah menyiarkan apa karena kebanyakan saya tidak menyimaknya. Dia asyik entah dengan pekerjaannya atau dengan games di laptopnya, saya asyik mengamatinya.
Saya kemudian tidak merasa diterlantarkan atau ditinggalkan karena biasanya sesekali dia akan menengok ke arah saya dan menanyakan apakah saya bosan. Saya pasti akan menggeleng, karena mengamatinya asyik dengan dunianya cukup membuat saya bahagia. Dia hanya perlu menyadari keberadaan saya tanpa harus terus memperhatikan. Itu juga yang saya terapkan di kehidupan nyata, tidak harus selalu ada saya dalam kehidupannya karena kadang dia harus hidup di dunianya sendiri. Dunia yang membuatnya merasa purna sebagai seseorang. Saat itu saya akan berdiri di luar irisan, meski masih dalam satu himpunan.
Tuhan, sekarang saya tidak sedang Engkau percaya untuk memiliki seseorang. Tapi kalau boleh saya meminta, ketika nanti Kau kirim seseorang itu yang saya harap dalam waktu dekat, saya ingin dia adalah seseorang yang senang ngobrol dan hobi beraktivitas dengan laptopnya. Saya ingin meleburkan kerinduan saya akan dua hal itu. Amiin!